Jodoh dan Kematian


Dari sepuluh anak muda di dunia, sebelas di antaranya galau karena masalah jodoh. Itu berdasarkan hasil survey saya bersama Cak Lontong. Dalam khayalan. Mereka galau disebabkan perkara alamiah manusiawi ini. Entah karena berbagai problem yang terjadi dari interaksi antara seseorang dengan pasangannya, atau justru karena belum punya pasangan. Nah, item kedua inilah yang digalaukan kebanyakan anak muda.

Kemudian, untuk membunuh kegalauan ini, mereka melakukan pendekatan psikologis relijius. Ketika mengingat perkara jodoh, mereka –anehnya- jadi lebih akrab dengan Tuhan. Jodoh itu rejeki, dan juragan yang mengatur rejeki adalah Tuhan. Maka pedekate dengan-Nya adalah cara ampuh untuk menumpas kegalauan.

Apalagi di dalam seuntai hadits disebutkan bahwa tiada yang dapat menolak ketentuan selain pinta. Maka hanya Dia yang berkuasa atas perkara jodoh. Sebenarnya sih Kuasa-Nya atas segala hal ya, termasuk berapa juta sel yang mati dan lahir setiap kali dalam tubuh manusia, tapi ‘kan orang sering lupa. Apalagi anak muda yang lagi galau perkara asmara, pasti jodoh melulu di pikirannya.

Akhirnya, mereka meyakinkan hati atas kemahaampuhan Tuhan. Itu langkah tepat. Tapi belum lengkap.

Mereka sudah berupaya mendamaikan hati dengan meyakini bahwa jodoh pasti berlalu, eh, bertemu. Berbagai bacaan melankolis dilahap, biasanya yang beraroma reliji dan romantis yang laris. Bertumpah kalimat-kalimat motivasi dikoleksi, beragam seminar bertemakan jodoh dihadiri. Pokoknya semua input agar hati tenteram digandrungi.

Tapi satu sisi yang mustinya diperbaharui adalah kesibukan fisik. Kau takkan bisa tenang dengan hanya mewiridkan kalimat-kalimat motivasi, sementara kau nganggur setiap hari.

Kegiatan dan semangat mengisi hari-hari adalah satu upaya penting agar pikiran dan hati tak terlalu ribet dengan urusan jodoh. Hal itu bisa berupa menggali ilmu di berbagai ruang dan kesempatan atau berbuat sesuatu di tengah pergaulan dan kemasyarakatan.

Jomblo memiliki energi yang luar biasa dalam kehidupan sosial. Dan biasanya, ketika Si Jomblo ini sudah disibukkan dengan aktivitas dan karya, agak lupa dengan kegalauannya, maka ndilalah jodoh menghampirinya. Atau, kalaupun tak sampai ketemu, bisa saja, maka dia mendapatkan hidupnya sendiri sebagai jodoh. Atau lebih sangar lagi: dia berjodoh dengan Tuhan. Wushuul!

Intinya, Tuhan memberikan kado-Nya padamu saat kau tak lagi mengejar-ngejarnya.

Jodoh itu misterius sebagaimana maut. Memikirkan perkara jodoh bagai memikirkan kapan kita mati. Tak ada gunanya menghitung-hitung atau menerka-nerka kapan kita akan mati. Hal itu justru menghabiskan umur dan menyunat produktivitas.

Maka langkah paling bijak adalah bersiap-siap. Yakni mempersiapkan diri menghadapi kematian. Selaras dengan mempersiapkan diri bertemu jodoh. Siap bekal, siap mental, dan siap nguntal!

#akurapopo

~
Tegal, 23 Maret 2014

3 Comments

  1. Ada yang bilang, "Jika kamu menginginkan seseorang, dekati penciptanya dan temui orang yang melahirkannya".. hehe... peace!:)....

    Realita kehidupan sekarang, remaja tidak banyak memikirkan Siapa Jodoh Saya? Tapi Siapa Jodoh Kekasih Saya?... nyambung g nyambung, ingin saya ungkapkan bahwa keprihatinan terhadap anak muda sekarang yaitu ketika mempertanyakan soal kedua. Anehnya, pertanyaan itu malah membuat ia membenci jodoh mantan kekasihnya, lalu dicarinya, dimakinya atau bahkan sampai dibunuhnya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wal 'iyaadzu billaah dari hal semacam itu, saudariku.

      Memang betul, salah satu pemaknaan 'bergerak' adalah langsung serbu secara langsung kepada pihak penentu. Bukan sekedar mengharap-harap melulu.

      Begitulah misteriusnya jodoh, tak perlu dikhawatirkan. Yang penting siap-siap dengan siapapun kelak dipasangkan oleh Tuhan :)

      Delete
  2. Semoga Allah mempertemukan saudaraku ini dengan seorang wanita sholehah, hasanah,.... qurrotu 'ayun yang akan menemani hingga saat tiba waktu pertemuannya dengan Sang Maha Cinta...aamiin...

    Kebahagiaan saudaraku, kebahagiaanku juga... deritanya, deritaku juga ☆ :P

    ReplyDelete
Sebelumnya Selanjutnya