Puasa dan Dua Dokter Kristen

 DUA DOKTER KRISTEN

@ziatuwel


Di masa Harun al-Rasyid ada tokoh tabib beragama Nasrani yang menyangsikan ajaran Quran. Menurutnya, di muka bumi ini -di masa itu- ada dua jenis ilmu; ilmu al-badan dan ilmu al-adyan.


Ilmu al-badan berkaitan dengan tubuh manusia dan segala hal 'duniawi', termasuk kedokteran. Sementara ilmu al-adyan berkaitan dengan aturan-aturan agama.


Nah, kata Dokter Kristen ini Quran hanya membahas ilmu yang kedua. Di sana tidak ada ayat yang membahas ilmu yang pertama. Quran tidak menyinggung ketabiban dan kesehatan manusia sama sekali.


"Wah, Anda keliru!" sanggah tokoh ulama saat itu; Ali bin al-Husain bin Waqid.


"Buktikan kalau saya keliru," sahut sang Dokter Kristen.


"Quran mengandung bergudang ilmu. Termasuk ilmu kedokteran. Khususnya ilmu yang membahas kesehatan manusia. Bahkan ilmu ini cukup disebutkan di dalam setengah ayat saja. Tidak perlu satu ayat, apalagi satu surat."


"Mana ayatnya?"


"Wakuluu wasyrabuu walaa tusrifuu (Al-A'raf: 31). Makanlah engkau, minumlah engkau, dan jangan berlebih-lebihan. Ini adalah prinsip mendasar dalam ilmu kesehatan," jawab sang ulama.


_


Ratusan tahun kemudian, seorang santri Krapyak menderita maag parah hingga radang usus. Setelah berbagai upaya dilakoni, ia pun mendatangi seorang dokter spesialis organ dalam yang cukup masyhur di Yogyakarta.


Di hadapan dokter sepuh beragama Kristen itu ia memaparkan keluhannya, mengadukan penyakitnya, menceritakan riwayat ambruknya. Lalu bertanya, "Apa yang musti saya lakukan, Dok?"


"Saya tanya dulu," kata Dokter Kristen itu, "Sampean muslim, 'kan?"


"Hmm, i, iya, Dok."


"Nah, orang Islam itu mustinya susah kena penyakit maag, lho."


Si santri tertegun, menunggu sambungan.


"Soalnya orang Islam itu punya ibadah puasa Ramadan. Disuruh puasa setahun sekali selama tiga puluh hari. Belum lagi kalau mau puasa Senin-Kamis, atau malah puasa Dawud. Makannya teratur dan tidak berlebihan. Itu adalah saat sistem pencernaan di dalam tubuh beristirahat dan dibersihkan," terang dokter itu.


Si santri masih melongo. Belum percaya dengan apa yang ia dengar.


"Sampean kalau bulan puasa kumat maagnya?"


"Ng, nggak, Dok."


"Nah itu dia. Sampean makannya teratur. Perutnya dibersihkan. Hatinya gembira. Badannya juga gerak buat tarawih."


"Ooo,"


"Apalagi kalau rajin tahajud. Orang rajin salat tahajud pasti tidak gampang stres. Padahal stres itu salah satu faktor yang menyebabkan orang gampang kena penyakit maag."


"Wah, iya juga ya, Dok!" seru si santri.


Ia manggut-manggut, seakan baru dapat 'hidayah' dari seorang Dokter Kristen.




__

Kalibening, 17 Ramadan 1442

Foto: Tadarus Anak Soleh Ramadan Tahun ke-22 Kampung Kalibening Salatiga.

Post a Comment

Sebelumnya Selanjutnya