PERNYATAAN NETRAL #KelasLogika (6)
Suatu pernyataan berupa kalimat majemuk yang netral, bisa betul atau tidak betul, disebut dengan qodliyah. Bisa juga disebut sebagai kalimat khobar (informatif).
Qodliyah ada kalanya menunjukkan hubungan persyaratan (syarthiyyah), seperti kalimat, "Husna akan menikah kalau sudah boyong." Artinya, kondisi unsur pertama (Husna akan menikah) terjadi jika unsur kedua (sudah boyong) terwujud.
Kalau tidak menunjukkan hubungan persyaratan, maka suatu qodliyyah pasti menunjukkan hubungan penyandaran keadaan (khamliyyah). Misalnya kalimat "Santri adalah manusia," atau "Bojoku galak." Qodliyyah khamliyyah ini tersusun dari dua unsur, yakni mawdhu' dan makhmul.
Mawdhu' adalah lafazh yang menjadi sasaran suatu kondisi. Sedangkan makhmul adalah lafazh yang mengandung suatu kondisi. Contoh dalam kalimat "Bojoku galak," maka lafazh "Bojoku" adalah mawdhu' yang menjadi sasaran kondisi "galak", atau kata yang diterangkan. Adapun lafazh "galak" adalah makhmul yang mengandung suatu kondisi, atau kata yang menerangkan.
Jika mawdhu' dalam qodliyyah khamliyyah berupa lafazh parsial spesifik (juz'iyyah) maka disebut qodliyyah syakhshiyyah (individu). Misalnya kalimat "Irfan bisa menulis." Dalam kalimat ini, lafazh "Irfan" adalah mawdhu' berupa nama orang yang tentu saja spesifik.
Adapun jika mawdhu' dalam qodliyyah khamliyyah berupa lafazh universal maka disebut qodliyyah kulliyyah. Misalnya kalimat "Santri adalah manusia." Dalam kalimat ini, lafazh "santri" sebagai mawdhu' adalah kata yang bersifat universal, karena masih memiliki varian-varian lagi.
Jika qodliyyah kulliyyah menyertakan cakupan (suur), maka ia disebut qodliyyah musawwaroh. Jika tidak menyertakan cakupan, seperti contoh di atas, ia disebut qodliyyah muhmalah.
Qodliyyah musawwaroh bisa menggunakan cakupan seluruh (kull) seperti kalimat "Semua santri sedang tidur." Bisa juga menggunakan cakupan sebagian (juz'), contohnya "Sebagian santri sedang tidur."
Hubungan antarunsur dalam seluruh jenis qodliyyah khamliyyah di atas bisa bernilai afirmatif (mujibah) atau negatif (salibah). Baik itu dalam qodliyyah syakhsiyyah, muhmalah, musawwarah kulli, maupun musawwarah juz-i.
Mujibah adalah ketika kondisi yang dikandung lafazh makhmul diterima (diafirmasi) oleh lafazh mawdhu'. Sedangkan salibah adalah ketika kondisi tersebut tidak diterima (dinegasi).
Berikut ini contohnya:
QODLIYYAH KHAMLIYYAH
1. Syakhshiyyah (individu);
a. Mujibah: "Husna sangat rajin."
b. Salibah: "Husna tidak rajin."
2. Muhmalah (tanpa cakupan);
a. Mujibah: "Santri adalah manusia."
b. Salibah: "Manusia bukan santri."
3. Musawwaroh Kulli (cakupan seluruh);
a. Mujibah: "Seluruh santri tidur."
b. Salibah: "Seluruh santri tidak tidur."
4. Musawwaroh Juz-i (cakupan sebagian);
a. Mujibah: "Sebagian santri mengantuk."
b. Salibah: "Sebagian santri tidak mengantuk," atau "Tidak semua santri mengantuk."
Ada contoh unik dalam hubungan mujibah-salibah atau afirmasi-negasi antara mawdhu' dan makhmul ini. Misalnya kita gunakan lafazh "santri" dan "manusia", maka kita bisa temukan beberapa kemungkinan qodliyyah dalam contoh berikut;
"Santri adalah manusia (1), tapi manusia bukanlah santri (2). Artinya, seluruh santri ialah manusia (3), tapi tidak semua manusia adalah santri (4). Maka sebagai santri kita musti bersikap sebagaimana manusia. Tapi jangan memperlakukan semua manusia sebagai santri."
Coba tebak, qodliyyah apa saja dalam kalimat nomor 1, 2, 3, dan 4?
___
ISTILAH:
Qodliyyah: pernyataan netral
Syarthiyyah: hubungan persyaratan
Khamliyyah: hubungan penyandaran
Mawdhu': sasaran kondisi (diterangkan)
Makhmul: penunjuk kondisi (menerangkan)
Mujibah: afirmasi
Salibah: negasi
Kulliyyah: universal
Syakhshiyyah: individu
Suur: lafazh cakupan
Qodliyyah Musawwar: bercakupan
Kulli: seluruh
Juz'i: sebagian
Qodliyyah Muhmalah: tidak ada cakupan
__
Catatan ngaji manthiq Sullamul Munawraq kelas III Aliyah Madrasah Hidayatul Mubatadiin Kalibening
Sabtu 6 Agustus 2022 / Tasu'a 1444