Mau’idzah Romo KH Muhammad Najib Abdul Qodir dalam Khotmil
Qur’an, rangkaian acara Syawalan Madrasah Huffadh 1 Pesantren Al-Munawwir
Krapyak Yogyakarta, di Magelang, 16 September 2012.
Syaikhuna KH Muhammad Najib Abdul Qodir |
Alhamdulillah kita semua bisa menghadiri acara yang baik,
mulia, utama, dan semoga diridhai oleh Allah swt., yakni majlis untuk menjaga
hapalan Al-Quran. Karena, jika sudah memiliki hapalan Al-Quran lantas lupa,
maka dosanya teramat besar. Salah satu bentuk maksiat lisan yakni jika sudah diberi anugerah berupa
Al-Quran tetapi kok tidak digunakan untuk nderes.
Dalam
sebuah hadits, Rasulullah bersabda;
عرضت علي ذنوب أمتي فلم أر ذنبا أعظم من سورة من القرأن أو آية أوتيها
رجل ثم نسيها
"Aku
diperlihatkan oleh Allah semua dosa ummatku, tidak kulihat dosa yang lebih
besar daripada orang yang dianugerahi bisa hapal satu ayat atau satu surat
tetapi melupakannya.”
Apalagi jika satu Al-Quran yang dilalaikan.
Mengapa
bisa menjadi dosa besar? Karena Al-Quran merupakan Kalamullah yang dimuliakan oleh Allah sendiri.
Sesuatu yang Allah muliakan kok disepelekan. Maka anak-anak kalau sudah
pulang ke rumah, berumah tangga atau bekerja, jangan sampai dilupakan
Al-Qurannya. Dijaga. Syukur-syukur bisa seminggu sekali khatam. Atau paling
tidak ya sebulan sekali khatam. Tanggal satu (bulan hijriyah), baca juz satu,
tanggal dua baca juz dua, pelan-pelan, tartil, tanggal tiga baca juz tiga, dan
seterusnya sampai tanggal tiga puluh baca juz tiga puluh, kalau satu bulan
hanya dua puluh sembilan hari ya terakhir itu baca dua juz sekaligus.
Atau seperti penuturan salah satu santri Mbah Kiai Sirojan
Muniro (Kediri); setiap jum’at dipaksa baca hapalan satu juz, jadi sebulan
setidaknya dapat empat juz. Disimak oleh teman-teman, atau membaca sendiri.
Jadi misalkan syawalan kali ini sudah berani baca sepuluh juz, ya tahun depan
semoga bisa baca dua puluh atau tiga puluh juz sekalian. Ya harus punya himmah
untuk itu.
Para sesepuh terdahulu memang ampuh, termasuk karamah Mbah
Kiai Munawwir. Salah seorang murid beliau, Mbah Kiai Rifa’i (Giwangan), sering
dimimpikan beliau ketika hapalannya agak ‘ruwet’. Ini ya karena kiainya ampuh,
santrinya juga ampuh. Lagi-lagi didatangi beliau dalam mimpi. Jadi beliau
sampai saat ini masih nderes, melancarkan lagi.
Majlis khataman seperti ini didatangi enam puluh ribu
malaikat sebab kemuliaannya. Bahkan Mbah Kiai Arwani Amin (Kudus) menyatakan,
tidak kurang dari enam puluh ribu itu, jadi bisa saja lebih dari enam puluh
ribu malaikat.
إذا ختم العبد القرأن صلى عليه عند ختمه ستون ألف ملك
Bahkan di hadits lain, disebutkan bahwa ada lagi empat ribu
malaikat yang mengamini doa dari enam puluh ribu malaikat tersebut. Padahal doa
satu malaikat saja sudah ampuh.
Makanya, manfaatkan kesempatan seperti khataman ini, atau
dalam sema’an rutin, termasuk untuk latihan juga. Kalau bisa ya pelan-pelan
saja bacanya, meskipun susah. Tapi dibaca cepat ya silakan, asalkan masih bisa
disimak dan jelas huruf-hurufnya. Jika bisa membaca pelan dengan baik, itu
berarti memang benar-benar sudah lancar. Seperti halnya ketika membaca Surah
al-Fatihah.
Maka dari itu, terkait khataman al-Quran ini, dahulu ada
sahabat yang jadi ‘intel’, yakni Anas bin Malik, hobinya mencari-cari orang
yang sedang mengkhatamkan al-Qur’an, untuk disodaqohi manisan atau kurma dan
dimintai doa. Karena doa orang yang mengkhatamkan al-Qur’an diijabah oleh
Allah.
وادع و انت موقن الإجابة # دعاء من يختم مستجابة
Mintalah dengan yakin akan terkabul, sebab permintaan orang
yang mengkhatamkan al-Quran adalah mustajabah. Maka, kita harus mantap dalam meminta
kebaikan bagi kita, keluarga, saudara, dan keturunan kita, kebaikan dunia dan akhirat.
Selain itu, syafa’at al-Quran juga luar biasa. Tidak ada
pertolongan yang lebih agung derajatnya daripada syafa’at al-Quran, baik itu
syafa’at malaikat maupun syafa’at para utusan.
ما من شافع أعظم عند الله منزلة من القرأن لا ملك ولا رسول
Karena syafa’at al-Quran menjaga orang tersebut sehingga
tidak sempat tercebur ke dalam neraka, sedangkan syafa’at yang lain menolong
seseorang setelah orang tersebut terpeleset menuju neraka.
و إن كتاب الله أوثق شافع # و أغنى غناء واهبا متفضلا
Dan sesungguhnya Kitab Allah lebih bisa dipercaya
pertolongannya, ya dengan syarat harus benar bacaannya, baik panjang pendeknya.
Nah para santri, nanti jika kalian sudah menjadi ahlul
quran yang digelari sebagai ahlulloh wa khosshotuh, harus baik tingkah
lakunya,akhlaqnya, harus disesuaikan, selaras dengan apa yang dijaga. Jangan
sampai kita menjadi apa yang didawuhkan Rasulullah; betapa banyak orang membaca
al-Quran tetapi justru dilaknat oleh al-Quran itu sendiri.
Maka itulah, mari kita baca dengan baik, kita pahami, kita
ketahui maknanya, lalu tentunya kita amalkan. Quran melarang berbohong, tapi
kok masih suka bohong. Allah melarang berbuat dzalim, tapi kok masih kerap
berbuat dzalim. Jangan sampai begitu.
Dan kalau wiridan nggak perlu model-model, apalagi cari
kejadugan. Yang penting istiqomah nderes Quran. Mbah Kiai Sya’roni Ahmadi
(Kudus) mengatakan; kalau sudah dikasih ampuh oleh Allah berupa al-Quran, masih
kurang apalagi?
ما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدارسونه إلا نزلت
عليهم السكينة وحفتهم الملائكة وذكرهم الله فيمن عنده
Tidaklah berkumpul orang-orang di Rumah Allah, baik itu
berupa masjid, langgar, atau di rumah masing-masing, saling membaca Kitab
Allah, yakni al-Quran dan saling mudarosah, yakni salah seorang membaca
dan yang lain menyimak, begitu terus secara bergantian, kecuali mereka itu akan
dikaruniai ketenangan, tidak sumpek menjalani kehidupan, sebab dipayungi anugerah
dari Allah, dan dijaga oleh para Malaikat, serta disebut-sebut, dibanggakan
oleh Allah di alam malakut, di hadapan para malaikat.
Ya jadi kalau sudah mendapat naungan ketenangan dari Allah,
penjagaan dari para malaikat, dan dibanggakan oleh-Nya, sudah lebih daripada
kejadugan.
Alhamdulillah, dalam rangka mewujudkan ketenangan dan
kedamaian hidup inilah kita sama-sama nderes, yang setahun sekali seperti
Syawalan ini, maupun yang sebulan sekali.
Sema'an Al-Quran |
Saya berwasiat kepada santri-santri, tatalah niat dalam
menjaga al-Quran, yakni demi Ridha Allah semata. Khususnya kepada santri yang
sudah di rumah, jangan sampai ingin memamerkan al-Quran, agar diundang, agar
disanguni. Asalkan sudah ikhlas, ya rejeki bakal datang sendiri, tentu disertai
dengan ikhtiar lahir semampunya. Mampunya dagang ya dagang, kerja ya kerja.
Pokoknya luruskan niat. Jangan sampai kita membaca al-Quran,
bukannya mendapat pahala dan syafaat, melainkan justru dilaknat oleh al-Quran.
Kita muhasabah masing-masing.
Ya asalkan rajin, mempeng, insyaallah dicukupi oleh Allah.
من شغله القرأن عن ذكري و مسألتي أعطيته أعظم ما أعطى السائلين
Orang yang tidak sempat meminta, dengan dzikir dan doa yang
bermacam-macam, tetapi sibuk menjaga al-Quran, pokoknya nderes, nderes, nderes.
Maka dia akan Allah karuniai dengan hal yang lebih agung dari apa yang diminta
oleh para peminta.
Maka dari itu, perbanyaklah membaca al-Quran, dalam rangka
menjaga karunia tersebut, terutama di waktu-waktu yang utama seperti bulan
Ramadhan. Syukur-syukur dibaca di dalam shalat lima waktu.
Apalagi kalau sudah sibuk dengan kesibukan-kesibukan, jangan
dilupakan al-Qurannya. Meskipun sibuk dengan hal-hal yang fardhu ‘ain. Jika
dilupakan, dosa. Ngaji yang lain ya monggo, asalkan jangan dikesampingkan
Qurannya. Mau kuliah, silakan S1, S2, atau S3, ya monggo, tapi jangan sepelekan
al-Qurannya, harus tetap dijaga.
Menikah, kalau mempeng nderesnya ya nanti dapat. Kalau
istiqomah nderes, besok ya dapat istri yang cantik. Pokoknya harus sibukkan
waktumu dengan al-Quran, meski tidak sempat meminta ya bakal dikasih,
insyaallah.
Menghapal al-Quran memang tidak mudah, apalagi menjaganya.
Terutama jika sudah sibuk, maka harus punya semangat yang kuat. Jika sudah
semangat dan berusaha sungguh-sungguh, tetapi masih ‘lepas-lepas’ hapalannya ya
dima’fu, asalkan sudah benar-benar berusaha.
Terakhir, seperti sering disampaikan Pak Hafidz (Krapyak,
adik Kiai Najib), jika ingin hidup mujur, bejo, mulia, harus memperbanyak
membaca al-Quran, dan juga perbanyak shalawat. Minimal shalawat yang pendek
seperti;
صلى الله على محمد
Atau shalawat thibbul quluub, kaamilah, munjiyah, dan
lain-lainnya. Demikian saja apa yang bisa saya sampaikan.
إلهي أنت مقصودي ورضاك مطلوبي
إلى حضرة النبي المصطفى سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم
ثم إلى حضرة آبائه وإخوانه من الآنبياء والمرسلين
وعلى آلهم و أصحابهم و الملائكة المقربين عليهم الصلاة والسلام
شيء لله لهم الفاتحة
Santri Madrasah Huffadh Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak |
Krapyak, 1434