@ziatuwel
Jika kalian
tertarik baca artikel ini, kemungkinan besar kalian sudah pernah lihat video
'joged maut' enam pria Afrika pengangkat keranda. Video itu biasanya dijadikan
punch line buat rekaman-rekaman orang-orang apes (epic fail) yang dibikin meme.
Nah, sejak
viralnya meme macam itu, aku tak kuasa membendung hasrat keingintahuanku
tentang siapa mereka, darimana asalnya, mengapa mereka berjoged, dalam acara
apa sebenarnya mereka melakukan itu, kapan video itu direkam, dan bagaimana
jogedan mereka bisa viral?
Dengan
tampilan yang necis dan tampang serius, ternyata mereka memang para pengusung
peti mati jenazah profesional. Berasal dari Ghana, sebuah negara di Afrika
Barat yang luas wilayahnya hampir dua kali luas pulau Jawa. Pentolan enam pria
itu bernama Benjamin Aidoo, di akun instagramnya yang diikuti 54 ribu akun itu ia
memasang iklan jasa usung keranda, jaga jenasah, upacara pelepasan, ambulan
pengantar, sampai dekorasi dan penguburan. Komplit. Kalau kita udah kenal
Wedding Organizer, mereka itu Funeral Organizer. Betul-betul ‘Kang Gali Kubur’ modern
dan termanajemen profesional.
Terus ngapain
mereka joged? Jadi gini, tiap kali ada pelanggan datang, Benjamin bakal
nawarin; “Sampeyan pengen suasana pelepasan jenasah konvensional yang suram
atau yang gembira?” Kalau milih yang kedua, maka mereka akan siapkan koreografi
jogedan yang asik saat mengusung peti mati jenasahnya nanti. Jadi peti yang
digotong itu emang ada jenasahnya, bukan kaleng-kaleng.
Keenam
pengusung peti mati itu mengenakan setelan necis plus kacamata hitam. Kemudian mulai
berjoged dengan beberapa atraksi yang –tentu saja- jadi magnet perhatian warga
sekitar. Proses pengantaran jenasah tidak lagi menjadi peristiwa suram,
melainkan jadi ‘obyek wisata’ baru yang penuh kegembiraan. Katanya, mereka
ingin mengantar si mati ke dunia barunya dengan riang gembira. Beberapa tahun
belakangan permintaan masyarakat atas jasa mereka meningkat, bahkan muncul
grup-grup lain yang tentu saja jadi lapangan kerja baru buat para pemuda. Jadi semacam
tren sosial.
Tahun 2015,
akun youtube Travelin Sister mengunggah video para pengusung peti mati ini saat
ia menghadiri pemakaman ibu mertuanya. Video unggahannya ini ditonton 4 juta
pemirsa. Lalu pada 2017, BBC menayangkan dokumenter pendek tentang para
pengusung peti mati yang berjoged ini. Kemudian pada 2019, akun facebook Bigscout
Nana Prempeth mengunggah video saat para pengusung berjoged itu tak sengaja
menjatuhkan peti mati yang mereka pikul. Video itu sampai dibagikan 4,600 kali
dan 350.000 tayang dalam setahun.
Nah, tiga
video itulah yang jadi bahan meme belakangan ini. Puncaknya, pada Februari 2020
kemarin, para pengguna TikTok memodifikasi video-video dokumentasi itu jadi
semacam punchline guyonan. Lima detik video dipadukan dengan latar suara berjudul
Astronomia milik Vicetone & Tony Igy yang ngebeat banget. Maka jadilah
punchline nonjok yang malah jadi semacam iklan layanan masyarakat; “Hati-hati
atau kami pikul sambil joged!”
Ada makna
ganda yang terbersit di benakku melihat aksi para pengusung peti mati ini. Makna
pertama, seperti yang digunakan para pembuat meme di medsos, adalah ajakan
waspada dari segala kekonyolan yang bisa membahayakan nyawa. Sebab hidup itu
sangat berharga, jangan hanya karena kelakuan sembrono nyawa kita melayang. Apalagi
bagi yang masih jomblo.
Makna kedua,
justru menunjukkan himbauan agar jangan takut mati, sebab ia bukanlah akhir
dari perjalanan. Ia hanya pintu gerbang ke alam berikutnya. Seperti pernikahan
bagi sepasang pengantin, menjadi gerbang bagi kehidupan yang sangat berbeda. Maka
momen kematian bukan untuk dimurungi, melainkan dirayakan, bak mengantar
pengantin ke pelaminannya.
Terlepas
dari boleh-tidaknya secara fikih atau pantas-tidaknya secara budaya, makna pertama
sangat sesuai dengan jiwa syariat yang diajarkan para ulama agar kita menjaga kehidupan.
Sedangkan makna kedua sangat sesuai dengan jiwa hakikat yang dianut para sufi. Sebagaimana yang diungkapkan Maulana
Jalaluddin Rumi dalam salah satu sajaknya. Mari kita resapi sajak beliau itu sekaligus
menutup tulisan gabut ini.
Kidung
Kematian
ketika aku
mati
saat peti
matiku dibawa
jangan
pernah kau berpikir
bahwa aku
rindu dunia ini
jangan
mengucurkan air mata
jangan
meratap
atau merasa
sedih
aku tak
jatuh
pada jurang
yang menakutkan
ketika kau
melihat
jasadku
dibawa
jangan
menangisi kepergianku
aku tidak
pergi
aku datang pada
cinta yang abadi
ketika kau
meninggalkanku
di kuburan
jangan
mengucap selamat tinggal
ingatlah,
kuburan
hanyalah
sebuah tirai
untuk surga
yang akan datang
kau hanya
akan melihatku
masuk ke
dalam kuburan
sekarang
lihatlah aku yang bangkit
bagaimana
di sana sebagai akhir
ketika
matahari tenggelam
dan rembulan
ketilam
ini terlihat
seperti akhir
terlihat
seperti senja
tapi nyatanya, ini adalah fajar
ketika
kuburan menguncimu
itu adalah
waktu
ketika
jiwamu terbebaskan
_________
Sumber: Inquirer, KnowYourMemes, Alif.ID