PARA PEMBOMBONG #KBQTDiary - 57
@ziatuwel
Satu hal yang unik dari Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT) adalah prinsip kemandirian dalam belajar. Prinsip yang tak kutemui di lembaga lain, sangat asing di dunia pendidikan kita, bahkan tak ada dalam literatur kuliah keguruanku dahulu. Prinsip yang aku sendiri -sebagai pendamping- baru bisa paham setelah tiga tahun turut berproses.
Yakni bagaimana agar anak-anak belajar secara mandiri. Mulai dari merencanakan target belajarnya, mencari sumber daya belajarnya, mengeksekusi proses belajarnya, sampai ke tatar mengevaluasi hasil belajarnya. Praktik 'tak terkontrol' semacam ini kukira takkan diterima di lembaga pendidikan pada umumnya.
Lalu apa tugas pendamping? Ya sekadar mendampingi. Sedangkan tugas utama mendampingi adalah memotivasi dan mengapresiasi, atau dalam istilah Pak Din; membombong (menggembirakan hati anak). Yakni agar anak bisa bergembira dalam proses belajar dan berkarya yang dipilihnya secara mandiri. Sehingga dia aktif menggali sendiri 'mata pelajarannya', memburu sendiri 'guru-gurunya', mencari sendiri 'laboratoriumnya'.
Siang ini para pendamping kumpul pekanan, membahas beberapa hal terkait teknis pembelajaran daring. Tema utama yang kami bahas adalah bagaimana kami sebagai pendamping bisa membombong anak-anak generasi sekarang. Mereka semua -selain aku- adalah 'alumni' KBQT yang jelas-jelas merasakan bagaimana dahulu didampingi, lalu kini mendampingi.
Mereka bernostalgia, para pendamping sepuh dahulu sangat apresiatif terhadap apapun kemauan anak. Meskipun mereka tidak memfasilitasi, tidak membuatkan sarana, tidak memberi sangu, tidak mengajari materi, tidak mendaftarkan lomba, tapi cara komunikasi mereka sangat ampuh membuat semangat anak-anak berkobar-kobar.
Sehingga anak-anak begitu giat menyusuri jalannya sendiri. Ada yang kemudian sinau wushu sampai menjuarai banyak kompetisi, atau utak-atik CPU sampai betul-betul mahir perkomputeran, atau kirim-kirim naskah ke penerbit sampai kemudian meluncurkan buku. Mereka berhasil menguasai kecakapan pilihan mereka sendiri. Tapi lebih dari itu, di usia sebelia itu mereka jadi pribadi yang betul-betul mandiri dalam pikiran dan tindakan.
Aku melongo mendengar cerita mereka. Ternyata ada metode dan praktik pendidikan semacam itu. Jujur saja, tak pernah kubayangkan sebelumnya. Nah, mereka yang sekarang giliran jadi pendamping, mencoba mengendapkan apa yang pernah dialami dahulu, dan menularkannya kepada adik-adik angkatan mereka di KBQT.
__
Kalibening, 31 Juli 2021