Wirid Terbaik; Rotibul Quran

WIRID artinya ritual ibadah yang menjadi rutinitas pada waktu-waktu tertentu. Bisa berupa bacaan Quran, rapalan zikir, salat-salat sunnah, mutalaah kajian kitab, ziarah kubur, atau lainnya.

Wirid dilakukan tentu saja sebagai sarana untuk berzikir. Sebagai 'jangkar batin' biar kapal kita tidak terombang-ambing diamuk ombak kehidupan. Sebagai 'mata air' untuk menyegarkan diri di tengah teriknya perjuangan. Sebagai 'lentera hati' sehingga tidak gelap dan pengap. Sebagai 'pepaes jiwa' sehingga mencorong bercahaya.

ROTIB artinya sesuatu yang terurut, maksudnya susunan zikir yang diurutkan atau dirangkai sebagai suatu wiridan.

HIZIB berarti kelompok, maksudnya rangkaian zikir yang dikelompokkan menjadi suatu wiridan, ya sama saja seperti rotib.

Lebih luas lagi, hizib bisa juga berarti bagian dari suatu rapalan zikir. Semisal bacaan Quran yang dibagi menjadi beberapa hizib, satu hizib bisa berisi 4-5 juz, untuk mempermudah mewiridkannya tiap hari.

Baik rotib, wirid, maupun hizib, biasanya dirangkai oleh para ulama terdahulu. Mereka dipercaya sebagai kekasih Allah (waliyullah) atas kealiman dan kesalehanya. Adapun isi rangkaian zikir itu bersumber dari ayat-ayat Quran dan hadits-hadits Rasululah shallallahu alaihi wasallam.

Sebut saja Rotib Aydrus, Rotib Atthas, Rotib Haddad, Rotib Kubro, Wirdul Latif, Wirdul Kabir, Hizb Nawawi, Hizb Jailani, Hizb Bahri, Jausyan, Dalailul Khairat, Tahlil, Manaqib, Ma'tsurat, dan banyak lagi. Nah, dari segala jenis wiridan itu, mana yang terbaik?

Pertama, tentu saja, adalah wiridan yang bersumber dari Quran dan hadits-hadits Nabi, secara tersurat ataupun tersirat.

Kedua, wirid yang didapatkan dari guru. Konon, para wali merangkai susunan zikir mereka sesuai dosis yang pas dengan kebutuhan.

Ketiga, yang bisa diwiridkan secara konsisten, sesuai dengan kondisi kita masing-masing. Bisa jadi kita dapat banyak ijazah wirid, tapi tak semua bisa diamalkan dengan rutin. Maka sebaiknya kita rutinkan yang paling bisa diistiqamahkan, sesuai kegiatan dan kesibukan masing-masing.

Gaman terbaik bukan yang paling besar ukurannya, atau paling indah ukirannya, melainkan yang rutin dirawat dan diasah.

Terlepas dari tiga kriteria itu, ada satu jenis wiridan yang 'lebih dari terbaik'. Yakni wirid Quran, berupa bacaan Quran yang dirutinkan di waktu-waktu khusus, konsisten setiap hari. Teknisnya bagaimana? Ya tinggal baca Quran saja, bisa dari hapalan atau bacaan, sesuai tata cara tajwid dan adab tilawah. Entah satu juz, setengah juz, seperempat juz, atau hanya satu halaman. Semampunya. Yang penting ada wirid Quran tiap hari.

Jadi, sebanyak apapun amalan ijazah wirid yang kita punya, entah zikir tahlil, tasbih, tahmid, istighfar, rotib, hizib, sholawat, dalail, maulid, dan lain-lain, tetap jadikan Quran sebagai wirid utama! Bahkan bagi wanita yang sedang berhalangan pun bisa tetap menyimak bacaan Quran sebagai 'ganti' wiridnya, atau merapal hapalan Quran -misalnya Yasin, Waqiah, atau lainnya- dengan niat membaca zikir.


ROTIB QURAN

Belakangan ini baru kusadari bahwa almarhum Romo Kiai Najib Krapyak dahulu kerap mewasiatkan satu rotib untuk jadi wiridan. Yaitu membaca Quran setiap hari, minimal sejuz, sehingga bisa khataman sebulan sekali.

Plus, beliau sudah menunjukkan suatu rangkaian tata cara pembacaannya, meskipun tidak pernah mengijazahkannya sebagai amalan khusus. Yakni dimulai dengan bacaan Fatihah, kemudian beberapa dzikir pembuka, lalu doa tilawah, selanjutnya mulai membaca Quran -misalnya satu juz, dengan tartil. Rangkaian ini persis seperti yang diamalkan Romo Kiai Najib setiap kali simakan malam Sabtu Wage.

Sebagai pelengkap, rangkaian ini bisa diawali dengan kasidah kalamun dan ditutup dengan shalawat Ismul A'zhom yang pernah beliau ijazahkan. Dengan urutan semacam itu, rangkaian wirid ini bisa kusebut sebagai "Rotib Quran".

Susunannya adalah sebagai berikut;

 

رَاتِبُ الْقُرْآنِ

 

كَلامٌ قَدِيْـمٌ لاَ يُـمَلُّ سَماعُهُ # تَـنَـزَّهَ عَنْ قَوْلٍ وَ فِعْلٍ وَ نِــيَّـةٍ

بِهِ أَشْتَـفِيْ مِنْ كُلِّ دَاءٍ وَ نُورُهُ # دَلِيْلٌ لِقَلْبِـيْ عِنْدَ جَهْلِــيْ وَ حَيْــرَتِـيْ

فَيا رَبِّ مَــتِّعْنِـيْ بِـسِرِّ حُرُوْفِهِ # وَ نَوِّرْ بِهِ قَـلْبِـيْ وَ سَـمْعِيْ وَ مُقْلَتِـيْ

وَ سَهِّلْ عَلَيَّ حِفْظَهُ ثُمَّ دَرْسَهُ  #  بِـجاهِ النَّبِي وَ اْلآلِ ثُـمَّ الصَّحابَةِ

 

إلهي أنت مقصودي ورضاك مطلوبي إلى حضرة النبي المصطفى سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم ثم إلى حضرة آبائه وإخوانه من الآنبياء والمرسلين وعلى آلهم و أصحابهم و الملائكة المقربين عليهم الصلاة والسلام شيء لله لهم الْفَاتِحَة

 

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ. ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ. ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ. مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ. إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ. ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ. صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ

 

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ٣x

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ٣x

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي ٣x

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ  ٣x

 

أَللّهُمَّ بِالْحَقِّ أَنْزَلْتَهُ وَ بِالْحَقِّ نَزَلَ. أَللّهُمَّ عَظِّمْ رَغَبَـتِي فِيـهِ وَاجْعَلْهُ نُوراً لِبَصَرِي وَ شِفآءً لِصَدْرِي وَ ذَهاباً لِهَمِّي وَ حُـزْنِي. أَللّهُمَّ زَيِّنْ بِهِ لِسانِي وَ جَمِّلْ بِهِ وَجْهِي وَ قُوَّ بِهِ جَسَدِي وَ ثَقِّلْ بِهِ مِيْزانِي وَارْزُقْـنِي حَقَّ تِلاوَتِهِ وَقَوِّنِي عَلى طاعَتِكَ آناءَ الْلَّيْلِ وَ أَطْرافِ النَّهارِ وَاحْشُرْنِي مَعَ النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَ آلِهِ الأَخْيارِ

 

تِلَاوَةُ الْقُرْآنِ تَرْتِيلًا

 

أَللّٰهُمَّ إِنِّى أَسْـأَلُكَ بِاسْمِكَ الْأَعْظَمِ، الْمَكْتُوْبِ مِنْ نُوْرِ وَجْهِكَ الْأَعْلَى الْمُؤَبَّدِ، الدَّائـِمِ اْلبَاقِى الْـمُخَلَّدِ، فِيْ قَـلْبِ نَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ، وَأَسْـأَلُكَ بِاسْمِكَ الْأَعْظَمِ الْوَاحِدِ، بِوَحْدَةِ الْأَحَدِ، اَلْمُتَعَالِيْ عَنْ وَحْدَةِ الْكَمِّ وَالْعَدَدِ، الْمُقَدَّسِ عَنْ كُلِّ أَحَدٍ، وَبِحَقِّ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدُ، اَللهُ الصَّمَدُ،لَمْ يَلِدْ وَلَم يُوْلَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، أَنْ تُصَلِّيَ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، سِرِّ حَيَاةِ الْوُجُوْدِ، وَالسَّبَبِ الْأَعْظَمِ لِكُلِّ مَوْجُوْدٍ، صَلَاةً تُثَبِّتُ فِىْ قَلْبِيَ الْإِيْمَانَ، وَتُحَفِّظُنِي الْقُرْأنَ، وَتُفَهِّمُنِيْ مِنْهُ الْأيَاتِ، وَتَفْتَحُ لِيْ بِهَا نُوْرَ الْـجَنَّاتِ، وَنُوْرَ النَّعِيْمِ، وَنُوْرَ النَّظَرِ إِلَىٰ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ،

وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.

 

نقل هذا الراتب من ترتيب الاذكار قبل استماع القرأن لشيخنا محمد نجيب الكرفياكي وكتبه ضياء الحق




Sejak beberapa pekan lalu, kuubah rutinitas nderes sesuai urutan Rotib Quran ini, dan kurasakan energi keayemannya luar biasa. Mungkin karena wirid ini sesuai dengan tiga kriteria 'wirid terbaik' di atas. Untuk kuantitas tilawahnya bisa satu juz, atau minimal seperempat juz jika sedang payah atau lelah. Untuk niatnya, kusertakan doa demi kesejahteraan keluarga, keselamatan umat, dan keberuntungan anak-cucu. Semoga bisa istiqamah sampai mati.

Amin.

Kalibening, Mulud 1445 H.

Post a Comment

Sebelumnya Selanjutnya