Guru Sebagai Pendamping Belajar - KBQTDiary #65

"Praktik pendidikan yang dicita-citakan Ki Hadjar Dewantara ya persis yang dilakukan Qaryah Thayyibah itu!" tutur-jujur Pak Iwan, ketua Yayasan Pendidikan Al-Kautsar Temanggung & pegiat Gerakan Sekolah Menyenangkan.

"Anak bisa mandiri belajar sesuai kenyataan hidup, berkolaborasi dengan lingkungan sekitar, dan berkembang sesuai kodratnya masing-masing. Tapi mungkin perlu ribuan langkah bagi persekolahan formal untuk mengejarnya. Kadohan. Jadi teman-teman guru di sekolah, yang penting saat ini kita mau geser dulu sudut pandang yang usang, yakni bagaimana menciptakan proses belajar yang membahagiakan bagi siswa-siswi kita," pungkasnya.


Hari ini, 13 Desember 2023, aku berbagi cerita praktik baik pembelajaran merdeka ala KBQT di hadapan puluhan perwakilan guru SD sekabupaten Boyolali, ditansem bersama Gerakan Sekolah Menyenangkan dan Guru Penggerak. Dalam kesempatan ini kutegaskan dua hal.

Pertama, bahwa pendidikan yang baik dan benar adalah yang menumbuh-kembangkan, bukan mencetak. Kalau mau mencetak, membentuk, mematuhkan, dan menyeragamkan anak, itu namanya pelatihan.

Kedua, bahwa tugas utama guru di era generasi Alfa dan Merdeka Belajar ini bukanlah mengajari siswa, melainkan mendampingi mereka belajar. Guru, kalau sekadar berperan sebagai pengajar, akan tersingkir digerus teknologi. Namun guru sebagai pendamping belajar justru akan sangat diperlukan, takkan lekang sepanjang zaman.


Dalam kesempatan ini aku banyak belajar dari para peserta. Terutama bagaimana praktik Merdeka Belajar daei sudut pandang mereka selaku praktisi di sekolah formal. Juga tentang curhatan mereka tentang rangkap tugas, beban administrasi, capaian mengajar, kekakuan kepala sekolah, hingga tekanan wali murid yang bikin senewen. Ternyata tantangan reformasinya jauh lebih besar dibanding pelaku pendidikan merdeka di lembaga non-formal seperti kami.

Tapi yang jelas: kurikulum sudah merdeka, sekolah sudah boleh banget berinovasi, tinggal guru-gurunya mau gerak atau nggak dengan segala tantangannya, untuk berani mempraktikkan pembelajaran yang bermakna, berpihak pada anak, mendampingi belajar dan berkarya sesuai kecerdasan khasnya.

Silakan, bisa contek praktik-praktik baik pembelajaran ala KBQT. Semisal musyawarah agenda belajar, tawasi, hari ide, latsar, proyek karya, dan gelar karya. Yang jelas harus berlandaskan pada dua prinsip; pembelajaran dipusatkan pada anak, bukan dominasi guru, dan hasil belajarnya berupa karya nyata, bukan teori atau tes-tesan belaka. Kuyakin, para guru bisa!

Boyolali, Rabu 13 Desember 2023

Post a Comment

Sebelumnya Selanjutnya