Sejak beberapa minggu lalu, sliwar-sliwer di berandaku kabar sakit seorang dai ahlussunnah waljamaah Amerika, Ustadz Usama Canon. Seorang dai yang mulai memeluk Islam pada 1996. Beliau merupakan angkatan pertama Zaytuna College asuhan Imam Zaid Shakir dan Syaikh Hamza Yusuf, bersama dengan santri awal lainnya seperti Mustafa Davis dan Yahya Rhodus.
Sakit yang beliau idap, menurut kabar di media sosial, adalah ALS (Amyotrophic lateral sclerosis). Yakni suatu penyakit penurunan fungsi (degeneratif) pada sel saraf motorik yang berkembang dengan cepat dan disebabkan oleh kerusakan sel saraf. Hingga saat ini belum diketahui penyebab dan pengobatannya.
Di Amerika Serikat, lebih dari 5.000 pria dan wanita terdiagnosa ALS setiap tahunnya. Rata-rata, pasien dapat hidup 2 hingga 3 tahun. Sekitar 20% dapat bertahan hingga 5 tahun, dan hanya sedikit sekali yang dapat bertahan satu hingga dua dekade. Sedangkan Ustadz Usama Canon mendapat vonis dari dokter bahwa harapan hidupnya hanya beberapa tahun saja.
Salah satu kiprah dakwahnya ialah majlis pengajian Ta'leef Collective. Sebuah ruang untuk menebarkan ajaran Islam yang sesuai dengan spirit Zaytuna College, yakni mengakar di 'Timur' dan merindang di 'Barat'. Dalam momen pengajian terakhir kali di Ta'leef Collective, beliau menyampaikan beberapa pesan yang dikutip oleh KQZ Institute;
"... Dokter mengabarkan padaku hal yang yang aku sudah tahu, bahwa aku akan mati. Bedanya, dokter memberikan jangka waktu, sekian tahun. Sedangkan aku berkeyakinan bahwa tiap saat aku bisa saja mati, bisa saja besok ada bus yang menabrakku lalu aku mati. Lagipula, kita sejatinya sudah mati jika di dalam diri ini jiwa kita mati.
Saya sangat menghargai tiap doa dan ungkapan cinta dari teman-teman semua. Namun saya minta agar masing-masing dari kita bermuhasabah atas diri kita sendiri. Memeriksa penyakit hati kita masing-masing. Jangan sampai kita berjalan di atas muka bumi dengan membawa penyakit sombong, dengki, dendam, kemudian jatah umur kita habis lalu baru menyadari dan menyesal kenapa tidak mengobati penyakit-penyakit itu ketika masih ada kesempatan.
Berbaktilah kepada orang tua dan guru-gurumu. Buat mereka ridho. Segala kebaikan yang engkau kerjakan adalah berkat mereka. Sedangkan semua keburukan yang kau lakukan merupakan kebodohanmu sendiri. Kerika pertama kali aku dikabari dokter tentang penyakit ini, orang pertama yang kuhubungi adalah teman-teman dan guruku, Imam Zaid dan Syaikh Hamza. Beliau, Imam Zaid, adalah orang yang selalu bisa membuatmu merasa bahwa kabar buruk adalah kabar baik. Sedangkan Syaikh Hamza, nasihatnya sangat membekas di hatiku hingga akupun tersadar bahwa; ini dia, inilah apa yang selama ini kupersiapkan, inilah inti dari semuanya.
Makanlah yang baik, berolahraga, minum yang banyak, dan manfaatkan waktu dengan anak-anakmu. Jangan sampai siapapun mencuri waktumu dari anak-anakmu sendiri ..."
Semoga Ustadz Usama diberi kesembuhan oleh Allah, idzā arāda syai-n an yaqūla lahū kun fayakūn, sehingga terus melanjutkan dakwah ahlussunnah waljama'ah yang inklusif, spiritual, serta radikal-moderat dan ramah.