Oleh: @ziatuwel
Jika dikatakan bahwa evaluasi belajar di KBQT berbasis karya, maka Gelar Karya-lah salah satu etalasenya. Di momen ini, anak-anak dipersilakan unjuk gigi, mempresentasikan karyanya di hadapan teman-teman maupun pendampingnya. Tentu dengan suasana yang enjoy dan santai.
Gelar Karya diadakan sebulan sekali. Kalau di sekolah umum, konsep suasananya mirip Pensi. Kalau di pesantren, mirip Muharroman. Kalau di kampung, mirip Agustusan. Ada dekorasi, mata acara, kostum, dan tentu saja konsumsi. Setiap kelas secara bergilir bertanggung jawab menjadi panitia Gelar Karya. Mulai dari tata ruangnya, susunan acaranya, hingga sajian cemilannya. Biaya penyelenggaraan Gelar Karya ditanggung bersama, yakni iuran seluruh warga belajar.
Lewat Gelar Karya ini 'anak-anak forum' bisa menampilkan progres forumnya masing-masing. Misalnya, anak forum English menampilkan story telling. Anak forum musik menampilkan cover lagu yang lagi ngehits. Anak forum gambar menampilkan slide komiknya. Anak dance menampilkan tari saman atau breakdance. Begitu seterusnya.
Dengan frekuensinya yang rutin sebulan sekali, Gelar Karya sangat membantu melatih mental anak-anak untuk tampil. Tentang bagaimana mempersiapkan materi dan bagaimana menyuguhkannya. Tentu saja ada yang tak kalah penting, yakni tentang bagaimana mengapresiasi.
Budaya apresiasi cenderung mati suri di lingkungan pendidikan yang sibuk dengan target kejaran akademik. Kalaupun ada apresiasi, biasanya hanya dinikmati anak-anak yang dianggap menonjol. Apresiasi menjadi previlege eksklusif segelintir anak 'berprestasi'. Melalui Gelar Karya, semua anak KBQT mendapat kesempatan mengapresiasi dan diapresiasi yang sama, karena frekuensinya sebulan sekali.
Gelar Karya bisa digelar pagi, sore, atau malam. Terserah kesepakatan kelas yang jadi panitia. Ruang aula Resource Center dipaes sedemikian rupa sesuai dengan tema. Misal, kalau bertepatan dengan bulan Desember, maka temanya Hari Ibu. Acara dipandu oleh host, kemudian dibuka dengan sambutan oleh perwakilan pendamping. Kalau Pak Din ada, biasanya beliau yang menyambut.
Lalu satu persatu performer menampilkan karyanya. Band, dance, storytelling, puisi, beatboxing, karate, komik, pantomim, kerajinan tangan, peragaan busana, silih berganti dipamerkan untuk sekedar diapresiasi. Tidak ada penilaian nominal atau penambah-kurangan poin. Semata-mata ruang berekspresi dan apresiasi.
Apa yang anak dapatkan dari Gelar Karya? Pertama, jelas sekali ada unsur hiburan. Manusia -secara alamiah- butuh ruang hiburan, demikian pula masyarakat. Bayangkan saja, betapa wolesnya komunitas yang punya kanal hiburan kreatif sebulan sekali. Kedua, mereka mendapatkan pengalaman. Bagi panitia, ia berlatih bertanggung jawab sebagai event organizer. Bagi penampil, ia berlatih percaya diri sebagau performer. Ketiga, mereka mendapat kesempatan dan ruang berekspresi.
Mungkin bagimu laboratorium sains atau gelora olahraga termasuk contoh fasilitas mewah di sebuah sekolah. Bagiku, salah satu fasilitas mewah yang tersedia di KBQT adalah momen Gelar Karya. Sebab kesempatan untuk mengekspresikan karya sesuai minat dan bakat, kesempatan mengapresiasi dan diapresiasi, merupakan kemewahan di tengah zaman yang memuja keseragaman sekaligus keegoisan ini.
___
Kalibening, 15 Januari 2019
Jika dikatakan bahwa evaluasi belajar di KBQT berbasis karya, maka Gelar Karya-lah salah satu etalasenya. Di momen ini, anak-anak dipersilakan unjuk gigi, mempresentasikan karyanya di hadapan teman-teman maupun pendampingnya. Tentu dengan suasana yang enjoy dan santai.
Gelar Karya diadakan sebulan sekali. Kalau di sekolah umum, konsep suasananya mirip Pensi. Kalau di pesantren, mirip Muharroman. Kalau di kampung, mirip Agustusan. Ada dekorasi, mata acara, kostum, dan tentu saja konsumsi. Setiap kelas secara bergilir bertanggung jawab menjadi panitia Gelar Karya. Mulai dari tata ruangnya, susunan acaranya, hingga sajian cemilannya. Biaya penyelenggaraan Gelar Karya ditanggung bersama, yakni iuran seluruh warga belajar.
Lewat Gelar Karya ini 'anak-anak forum' bisa menampilkan progres forumnya masing-masing. Misalnya, anak forum English menampilkan story telling. Anak forum musik menampilkan cover lagu yang lagi ngehits. Anak forum gambar menampilkan slide komiknya. Anak dance menampilkan tari saman atau breakdance. Begitu seterusnya.
Dengan frekuensinya yang rutin sebulan sekali, Gelar Karya sangat membantu melatih mental anak-anak untuk tampil. Tentang bagaimana mempersiapkan materi dan bagaimana menyuguhkannya. Tentu saja ada yang tak kalah penting, yakni tentang bagaimana mengapresiasi.
Budaya apresiasi cenderung mati suri di lingkungan pendidikan yang sibuk dengan target kejaran akademik. Kalaupun ada apresiasi, biasanya hanya dinikmati anak-anak yang dianggap menonjol. Apresiasi menjadi previlege eksklusif segelintir anak 'berprestasi'. Melalui Gelar Karya, semua anak KBQT mendapat kesempatan mengapresiasi dan diapresiasi yang sama, karena frekuensinya sebulan sekali.
Gelar Karya bisa digelar pagi, sore, atau malam. Terserah kesepakatan kelas yang jadi panitia. Ruang aula Resource Center dipaes sedemikian rupa sesuai dengan tema. Misal, kalau bertepatan dengan bulan Desember, maka temanya Hari Ibu. Acara dipandu oleh host, kemudian dibuka dengan sambutan oleh perwakilan pendamping. Kalau Pak Din ada, biasanya beliau yang menyambut.
Lalu satu persatu performer menampilkan karyanya. Band, dance, storytelling, puisi, beatboxing, karate, komik, pantomim, kerajinan tangan, peragaan busana, silih berganti dipamerkan untuk sekedar diapresiasi. Tidak ada penilaian nominal atau penambah-kurangan poin. Semata-mata ruang berekspresi dan apresiasi.
Apa yang anak dapatkan dari Gelar Karya? Pertama, jelas sekali ada unsur hiburan. Manusia -secara alamiah- butuh ruang hiburan, demikian pula masyarakat. Bayangkan saja, betapa wolesnya komunitas yang punya kanal hiburan kreatif sebulan sekali. Kedua, mereka mendapatkan pengalaman. Bagi panitia, ia berlatih bertanggung jawab sebagai event organizer. Bagi penampil, ia berlatih percaya diri sebagau performer. Ketiga, mereka mendapat kesempatan dan ruang berekspresi.
Mungkin bagimu laboratorium sains atau gelora olahraga termasuk contoh fasilitas mewah di sebuah sekolah. Bagiku, salah satu fasilitas mewah yang tersedia di KBQT adalah momen Gelar Karya. Sebab kesempatan untuk mengekspresikan karya sesuai minat dan bakat, kesempatan mengapresiasi dan diapresiasi, merupakan kemewahan di tengah zaman yang memuja keseragaman sekaligus keegoisan ini.
___
Kalibening, 15 Januari 2019