Ujian Berbasis Karya - KBQTDiary #9

Oleh: @ziatuwel

Tidak ada ujian akhir semester ala sekolahan pada umumnya di KBQT. Di sini, kita tak akan melihat anak-anak dalam satu kelas berdiam-diaman, mengisi lembar jawab dalam keheningan, diawasi guru-guru agar tak ada yang menyontek, diawali dan diakhiri dengan tetangisan doa bersama yang dramatis. Tak ada.

Meski demikian, tetap ada ujian di KBQT sebagai perangkat evaluasi belajar. Bentuk ujiannya berupa presentasi proyek, kami menyebutnya Ujian Tugas Akhir (TA). Aku pribadi lebih nyaman menyebutnya Presentasi Karya. Setiap anak dipersilakan memilih proyek berkaryanya masing-masing untuk digarap selama satu semester.

Di akhir semester, mereka bertanggung jawab mempresentasikan hasil kreasi proyeknya masing-masing di hadapan penguji. Tentu saja penguji yang didatangkan untuk menguji -atau lebih tepatnya mengapresiasi- disesuaikan dengan bidang perproyek. Pemusik diposisikan menguji karya musik. Penulis mendapat jatah menguji karya tulis.

Siang tadi, Rabu 16 Januari 2019, adalah jadwal Ujian TA untuk semester ini. Ada 8 penguji yang didatangkan untuk mengapresiasi karya 20 presentator. Pengujian dibagi menjadi 4 pos, masing-masing pos dipegang 2 penguji untuk menyimak paparan proyek sekaligus mengevaluasinya.

Aku kebagian menguji di Pos 3 bersama Pak Mujab. Kami diamanati menyimak presentasi karya 7 anak. Semuanya keren dan unik, sesuai dengan minat dan keputusannya masing-masing.

Fahima, dia membuat 16 judul cerpen dengan genre sastra fiksi remaja. Tita, dia membuat 12 buah kerajinan tangan berupa bros dan dompet berbahan kain flanel. Yudha, dia membuat karya fotografi dalam bentuk zine, semacam format magazine photograph. Bara, dia membuat miniatur layang-layang. Ridho, dia membuat naskah film pendek tentang kepedulian sosial. Hasni, dia membuat film pendek durasi 10 menit bergenre drama keluarga. Ifa, dia membuat 15 sketsa gambar ilustrasi teman-temannya di KBQT.

Semua mempresentasikan karyanya dengan apik. Sebagai penguji pemula, karena ini pertama kalinya aku ikut menguji karya teman-teman di KBQT, maka kubuat semacam 'format evaluasi'. Ada 3 poin yang menjadi bahan evaluasiku terhadap karya teman-teman. Yakni; (a) Hasil karya, mulai dari fungsi atau kegunaan hingga proyeksi ke depan, (b) Proses berkarya, berupa waktu yang dibutuhkan, cara mengerjakan, hingga kendala yang dialami, (c) Testimoni, berupa introspeksi dari kreator sendiri dan masukan dari penguji.

Hal yang paling menarik buatku adalah bagian testimoni teman-teman terhadap karyanya masing-masing. Rata-rata merasa kurang puas dengan apa yang sudah mereka buat. Semisal Tita yang merasa jahitannya kurang rapi, Ridho yang merasa alur naskahnya belum runtut, atau Hasni yang merasa penekanan konflik dan ekspresi karakternya kurang.

Tentu saja ini proses yang bagus, setiap anak bisa menilai karyanya sendiri, melihat kekurangannya sendiri, kemudian berupaya memperbaikinya di proyek-proyek selanjutnya. Introspeksi dan otokritik adalah budaya mahal di tengah atmosfer negeri yang saling menyalahkan dan mengorek kesalahan orang lain.

Kami mulai Ujian TA jam 9 pagi dan selesai jam 1 siang. Review evaluasi dalam Ujian TA siang ini akan dituangkan dalam laporan tertulis, sehingga bisa jadi semacam catatan perkembangan dan pencapaian anak. Tentang apa yang anak buat, bagaimana prosesnya, apa kendalanya, dan sejauh mana hasil karyanya. Tentu saja catatan ini akan sangat berguna bagi si anak, pendamping, dan orang tua.

Oiya, dengan ujian model begini tentu tidak ada nilai merah nilai hijau, ranking-rankingan, juara-juaraan, dan semisalnya yang mungkin lazim di sekolah pada umumnya. Lalu ngapain setelah Ujian TA ini? Katanya sih mereka mau kemping bareng ke gunung. Ya semoga aja cuaca bersahabat ya gaes. Sampai jumpa di semester selanjutnya!

___
Kalibening, 16 Januari 2019. Foto: briefing para penguji/apresiator.

Post a Comment

Sebelumnya Selanjutnya