Tiga Permohonan

Ada kalimat doa pamungkas di ujung rangkaian mujahadah Jalbul Muhim wa Daf'ul Mulim ijasah guru kami, almarhum Kiai Najib Krapyak. Dulu ijasah ini diamalkan saat mujahadah malam Selasa Wage di Madrasah Huffadh Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta.


Doa pamungkas yang dipanjatkan setelah kiriman fatihah kepada para wali dan leluhur, bacaan fatihah empat puluh satu kali, serta bacaan tahlil seribu kali atau shalawat Ismul A'zham sebelas kali.




Doa pamungkas itu ialah;


الهي علمك كاف عن السؤال اكفني بحق الفاتحة سؤالا وكرمك كاف عن المقال اكرمني بحق الفاتحة مقالا وحصل ما في ضميري (......) اللهم ما بين لابتيها افقر منا فاقض حاجتي




"Duh Gusti, ilmu-Mu mencukupi permintaanku, dengan hakekat fatihah cukupilah permintaanku. Dan kedermawanan-Mu mencukupi permohonanku, dengan hakekat fatihah dermailah permohonanku. Wujudkanlah apa yang ada dalam hatiku... (panjatkan doa di sini)... Duh Allah, tiada kaum di antara dua gurun yang lebih fakir dariku, maka kabulkanlah hajatku."


Doa ini kuulang tiga kali. Masing-masing kupanjatkan satu jenis doa sesuai dimensinya. Jadi ada tiga dimensi permohonan yang kuendapkan dan kupanjatkan melalui redaksi doa pamungkas ini. Untukku dan keluargaku.


Yaitu dimensi jiwa sebagai inti kehidupan, dimensi raga sebagai bungkus kehidupan, serta dimensi dunia sebagai sarana menjalani kehidupan.


JIWA: IMAN & ILMU


Pertama, kupinta anugerah iman dan ilmu. Iman adalah keyakinan dan kemantapan tentang tujuan sejati. Ilmu adalah pengetahuan, pemahaman, dan penguasaan cara mencapai tujuan itu. Iman tanpa ilmu melelahkan, ilmu tanpa iman menyesatkan.


RAGA: SEHAT & AFIAT


Kedua, kupinta kondisi sehat dan afiat. Sehat adalah segarnya tubuh dan berfungsinya pancaindera, afiat adalah warasnya pikiran dan stabilnya emosi. Sehat untuk fisik, afiat untuk psikis. Sungguh mahal betul kesehatan tubuh, lebih-lebih lagi kewarasan pikiran.


DUNIA: TURAH & BERKAH


Ketiga, kupinta rejeki yang turah dan berkah. Turah artinya berlimpah, berlebih, meluber. Tidak hanya cukup untuk diri dan keluarga sendiri, tapi juga meluber untuk orang lain, untuk berkiprah, berderma, berdakwah. Tapi juga harus berkah. Rejeki yang berkah, kalaupun sedikit pasti terasa cukup, kalaupun banyak pasti bakal manfaat.


Gusti, kupinta pada-Mu kokohnya iman, mantapnya keyakinan, serta ilmu yang mapan dalam menghadapi kehidupan.


Gusti, kupinta badan yang sehat, akal yang waras. Sehingga sanggup mengabdi kepada-Mu dan melayani tanggungan-Mu.


Gusti, kupinta kecukupan sandang pangan papan, rejeki yang turah nan berkah, agar hatiku tidak tamak pada apapun selain-Mu.


Tiga pinta ini tidak hanya melangit, tapi juga musti membumi. Tidak hanya dipanjatkan, tapi juga diupayakan. Terkabulnya iman dan ilmu dengan mengaji. Sehat afiat dengan bergerak dan olah diri. Rejeki turah berkah dengan bekerja, berkarya, dan berbagi.


__

Kalibening, 3 Syawal 1442

Post a Comment

Sebelumnya Selanjutnya