Dulu, saat nimbrung ngaji tafsir Kiai Hilmy di masjid Pondok Krapyak, maupun ngaji 'ulumul Quran bersama Syekh Jalil di kediaman beliau, aku kepikiran satu hal. Mustinya kita sebagai muslim, apalagi santri, patut mengetahui seluk-beluk kitab suci kita. Minimal tentang sejarah singkatnya, para periwayatnya, isinya, dan tata krama berinteraksi dengannya.
Nah, biasanya hal-hal semacam itu baru dikaji melalui kitab-kitab tebal seperti Al-Itqan karya Imam Suyuthi, atau At-Tibyan karya Imam Nawawi yang populer dikupas di bulan Ramadan sebagai menu 'ngaji pasanan'. Itu pun hanya digapai oleh santri-santri yang mau saja.
Lalu aku penasaran, ada nggak ya kitab tipis-ringkas yang membahas seluk beluk Quran dan jadi referensi wawasan dasar bagi santri-santri awam sepertiku. Ibarat dalam ilmu fikih seperti Safinatun Najah, ibarat dalam Nahwu seperti Jurumiyah. Seiring waktu, rasa penasaran itu terpendam.
Nah belakangan, saat mendampingi ngaji bocah-bocah, aku iseng orat-oret, merangkum hasil muthala'ah atas kitab Itqan dan Tibyan. Kemudian jadilah makalah tipis ini, berjudul Ma'rifatul Quran Minal Itqan Wat Tibyan.
Makalah tipis nan ringkas ini berisi sebelas tema tentang seluk-beluk kitab suci Qur’an, mulai dari nama-nama, sejarah penurunan, surat dan ayat, pembukuan, beragam qiroat, kandungan, keutamaan membaca, serta adab yang berkaitan dengan Quran.
Selain dinukil dari Itqon dan Tibyan (Imam Nawawi), kukutip pula dhawuh-dhawuh para ulama dari Hirzul Amani (Imam Syathibi), Shofwatut Tafasir (Syekh Sobuni), Maroh Labid (Syekh Nawawi Banten), Al-Fauzul Kabir (Syekh Dihlawi), Isyarotul I'jaz (Syekh Nursi), dan Musthalah Tajwid (Kiai Abdullah Umar Semarang)
