Tawasul Mbah Najib dan Maulid

Para santri sedang duduk melingkar, bersila, di suatu ruangan. Sepertinya itu aula Madrasah Huffadh, tapi lebih mirip aula Ribathul Quran. Nampak Mbah Yai Najib juga hadir dalam lingkaran itu, agak maju. Sementara aku duduk di seberang beliau, di belakang para santri lain.

Entah sedang momen apa, tiba-tiba ada suara MC yang mengatakan bahwa acara selanjutnya adalah pembacaan Maulid Diba, dan entah bagaimana aku yang kebagian mkmimpinnya.

Setelah dipersilakan, aku bergegas maju ke hadapan Mbah Yai Najib, kemudian meminta beliau bacakan tawassul Fatihah terlebih dahulu, sebagaimana lazimnya ritual bacaan maulid. Beliaupun mulai merapal rangkaian tawassul dengan gaya baca dan gestur tubuhnya yang khas. Dipungkasi dengan instruksi beliau; ALFAATIHAH!

Seusai tawasul, aku kembali duduk ke tempat semula dan mulai membaca Maulid Diba dengan lantang: YAA ROBBI SHOLLI 'ALAA MUHAMMAD! YAA ROBBI SHOLLI 'ALAIHI WASALLIM!


Ruangan itu pun mulai bergema oleh lantunan shalawat. Seterusnya sampai kemudian aku terbangun. Ternyata mimpi. Sejak punya anak lima tahun lalu aku belum ketemu Mbah Yai lagi dalam mimpi. Baru bulan-bulan ini mimpi beliau lagi.

Pertama, mimpi beberapa pekan lalu, aku sedang baca Maulid Jawi, lalu beliau hadir dan melantunkan syiiran di bagian akhir. Kedua, mimpi malam ini yang sungguh-sungguh menyegarkan jiwa.

Saat terjaga, aku masih ingat betul suasana, rupa, suara, dan urutan kejadiannya. Hanya satu saja yang samar; bagaimana bacaan tawasul Fatihah Mbah Yai Najib? Ah, tak begitu kupikirkan. Yang penting pesannya jelas; aku disuruh banyakin baca shalawat.

Lha kok siangnya, saat lagi santai fesbukan, ada kiriman di grup "Alumni Krapyak" dari akun Muhammad Mahbubi. Berupa scan naskah dua halaman tulisan tangan yang berisi tawasul fatihah Mbah Yai Najib.



Alhamdulillah.

Kalibening 18 Dzulhijjah 1445

Post a Comment

Sebelumnya Selanjutnya