Catatan pribadi atas hasil tadabbur ayat-ayat Quran selama bulan Ramadan tahun 2020 (nomor 1-6) dan tahun ini (nomor 7-13), 1446 H/2025 M. Semoga bermanfaat.
1
#BulanQuran 1 - AYAT RAMADAN
شهر رمضان الذي انزل فيه القرأن {هدى} للناس .....
..... ولتكبروا الله على ما {هداكم} ولعلكم تشكرون
Ini satu-satunya ayat di dalam Quran yang dengan gamblang menyebutkan bulan Ramadan. Jelas di ayat ini bahwa peran utama Ramadan adalah 'Bulan Quran', bukan sekedar 'Bulan Puasa'. Ya, di bulan Ramadan memang diwajibkan puasa sebagaimana tercantum di rangkaian ayat tersebut, tapi itu sekedar menjadi persiapan bagi wadah jiwa raga kita untuk menadah anugerah yang sebenarnya, yakni Quran.
Jadi sepanjang Ramadan sepenuhnya adalah perayaan turunnya Quran yang menjadi petunjuk bagi manusia (hudan lin-nas), yang ditirakati dengan puasa. Lalu setelah sempurna hari-hari berpuasa itu dipungkasi dengan takbiran, mengagungkan asma Allah, dan bersyukur atas petunjuk yang sudah dianugerahkan ('ala ma hadakum) yang tak lain adalah Quran.
Singkat cerita, puasa ibarat pembersihan mangkok, sedangkan Quran adalah hidangannya. Jadi selain berpuasa ya musti berquran juga.
2
#BulanQuran 2 - MISI HIDUP
Misi hidup di dunia terrangkum dengan apik dalam satu ayat Quran (Al-Qosos: 77) yang tersusun sesuai urutan prioritas;
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ
1. Mengumpulkan bekal setelah mati (ukhrowi)
وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ
2. Menikmati jatah hidup (duniawi)
وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ
3. Berbuat baik kepada sesama (sosial)
وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ
4. Tidak merusak bumi (ekologi)
3
#BulanQuran 3 - PETUNJUK DAN PENJELASANNYA
"Quran disebut sebagai petunjuk itu ada di banyak ayat. Tapi Quran disebut sebagai petunjuk sekaligus penjelas bagi petunjuk serta pembeda antara yang hak dan batil hanya ada di ayat tentang Ramadan (Al-Baqarah 185). Artinya, orang yang puasa di bulan Ramadan bisa mendapat pemahaman yang lebih dari 'sekedar' petunjuk jika mau mengakrabi Quran. Itulah mengapa umat Islam lebih giat bertadarus di dalamnya."
Kutipan ini adalah tulisan Syaikh Amin al-Khuli yang ditulis tahun 1941, di halaman 128 bukunya; Min Huda al-Quran. Buku ini kudapatkan berupa hadiah dari Syaikh Abdul Jalil Muhammad al-Makki tsumma al-Jawi, beberapa tahun lalu. Di bulan Ramadan kali ini beliau kembali rutin menyetatuskan kuliah fesbuk ulumul Quran dengan tema Ilmu Rasm dan Naqth Mushaf Quran. Cekidot.
4
#BulanQuran 4 - HIDANGAN UTAMA
Kalau melihat keterangan di ayat Ramadan (Al-Baqarah: 185) maka bisa kita pahami urutan berikut;
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
1. Bulan Ramadan adalah bulan turunnya Quran.
هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ
2. Quran menjadi petunjuk (huda)
فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ
3. Kalau datang Ramadan, berpuasalah.
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ
4. Jika sudah sempurna bilangan bulan, bertakbirlah (lebaran).
عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
5. Takbiran untuk mensyukuri huda (Quran).
Jadi, punjer Ramadan adalah Quran. Puasa menjadi cara pembersihan jiwa raga untuk menadah cahaya Quran. Lebaran menjadi seremoni syukur atas dihadiahkannya Quran sebagai petunjuk.
Sayangnya, kita lebih memperhatikan serba-serbi lebaran; baju baru, jajanan, diskon, dan seterusnya. Tapi tidak meningkatkan kualitas hubungan dengan Quran. Kita terfokus pada selebrasi, bukan kepada game-nya. Padahal Quranlah hidangan utama di bulan Ramadan.
#tadarus #tadabbur #ngajiquran
@ziatuwel
5
#BulanQuran 5 - SENJA RAMADAN
Tahukah kamu? Setelah keterangan ayat tentang perintah puasa Ramadan di siang hari (Al-Baqarah 185), dilanjutkan dengan ayat tentang malam Ramadan (Al-Baqarah 187). Nah, di antara dua ayat ini disela-selai dengan ayat yang menyatakan bahwa Allah Mahadekat dan Maha Mengijabah doa (Al-Baqarah 186).
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
So, di waktu senja pergantian siang dan malam Ramadan menjadi momen mustajabnya doa. Maka di waktu senja menjelang berbuka adalah waktu istimewa untuk bermunajat, apalagi ditambah khataman Quran. Landep.
Di langgar-langgar daerah Tegal, menjelang berbuka biasanya diisi lantunan doa khas Ramadan;
اشهد ان لا اله الا الله استغفر الله
نسألك الجنة ونعوذبك من النار
اللهم انك عفو تحب العفو فاعف عنا يا كريم
لا اله الا الله الحليم الكريم
سبحان الله رب السموات السبع ورب العرش العظيم
يا عظيم يا عظيم انت الهي لا اله غيرك
اغفر لي ذنبا عظيم فانه لا يغفر ذنبا عظيم الا العظيم
#tadarus #tadabbur #ngajiquran
@ziatuwel
6
#BulanQuran 6 - SANG INDUK
Mengapa surat Fatihah disebut sebagai induknya Quran (ummul Quran)? Sebab di dalam Fatihah terkandung 4 ilmu pokok agama. Yaitu;
1. AKIDAH;
a) ketuhanan; ayat 2-3
الحمد لله رب العالمين الرحمن الرحيم
b) kenabian; ayat 7
الذين انعمت عليهم
c) akhirat; ayat 4
مالك يوم الدين
2. IBADAH; ayat 5
اياك نعبد
3. AKHLAK; ayat 5
واياك نستعين
Ibadah dan akhlak ini menjadi satu kesatuan syariat yang tak boleh dipisahkan, terrangkum dalam ayat 6
اهدنا الصراط المستقيم
4. PERJALANAN ZAMAN; ayat 7
a) Teladan
الذين انعمت عليهم
b) Gagal
غير المغضوب عليهم ولا الضالين
Empat ilmu pokok agama dalam Fatihah ini disebutkan rinciannya oleh Rasulullah dalam Hadits Jibril.
7
#BulanQuran (7) BISMI - Dalam Quran, ada 7 lafadz "bismi" dengan penulisan yang berbeda; di 3 tempat ditulis langsung tanpa alif (بسم). Yaitu di Fatihah: 1, Hud: 41, dan Naml: 30. Sedangkan di 4 tempat ditulis dengan sisipan alif (باسم), yaitu Waqiah: 74 & 96, Haqqah: 52, Alaq: 1.
Uniknya, setiap BISMI tanpa alif selalu tersambung dengan lafal ALLAH, menjadi BISMILLAH. Hal ini mengisyaratkan bahwa kita musti cari jalan, cara, amal, yang sesingkat mungkin untuk nyambung dengan Gusti Allah. Adapun BISMI dengan sisipan alif, konteksnya selalu perintah untuk bertasbih merenungkan Kuasa-Nya dan membaca keagungan ayat-ayat-Nya, yang semua itu butuh proses berpikir yang teliti. Sebagaimana ditulis Ust. Muhammad Syamlul di halaman 70 I'jazu Rosmil Quran wa I'jazut Tilawah.
Maksudnya, yang saya pahami: tauhid itu simpel, relatif mudah, dan tidak rumit. Semua jenis dan level akal bisa sampai pada kesadaran tentang keesaan-Nya. Amal untuk sampai kepada-Nya pun terbentang luas, terutama amal-amal batin dan amal-amal sosial. Bahkan disebutkan bahwa; jalan menuju-Nya sebilang napas ciptaan-Nya.
Sedangkan proses merenungkan ciptaan-Nya jelas butuh effort lebih. Apalagi untuk kemudian mengolah, menata, mencipta-reka, serta memulasara sumber daya di sekitar kita. Kita butuh jihad-ijtihad-mujahadah yang memadukan fokus dan konsistensi, hingga kemudian kita pantas disebut sebagai Khalifatullah fil Ardhi.
___
Buku I'jazu Rosm & Tilawah ini pertama kali saya tahu dari penyampaian almarhum Syekh Abdul Jalil saat kajian ulumul Quran di Madrasah Huffadh Al-Munawwir Krapyak dahulu. Rahimahullah rahmatan wasi'ah.
Kalibening, 2 Ramadan 1446
8
#BulanQuran (8) - GUIDE BOOK - Dalam sepetik puisinya, almarhum Syekh Jalil berujar, "Kau minta hidayah di akhir Fatihah, Tuhan langsung menjawab di awal Baqarah."
Maksudnya, permintaan kita di Fatihah ayat 6, "Ihdinas shirotol mustaqim (tunjukilah kami jalan yang lurus)", langsung dijawab di Baqarah ayat 2; "Dzalikal kitabu la roiba fih, hudan lil muttaqin (itulah kitab yang tiada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang bertakwa)."
Ternyata memang betul. Quran berisi petunjuk cara hidup yang komplit. Sudah ada semuanya, tinggal mau merenung (tadabbur) atau tidak, "Afalaa yatadabbaruunal quran (apatah mereka tidak merenungkan isi Quran)?"
1. Urusan kesehatan, "Kuluu wasyrobuu walaa tusrifuu (makan dan minumlah serta jangan berlebihan)."
2. Urusan penghidupan, "Fa idza qudhiyatis solatu fantasyiruu fil ardhi wabtaghuu min fadhlillah (usai salat dilaksanakan, bertebarlah di bumi dan raihlah anugerah Allah)."
3. Urusan pergaulan dan bisnis, "Laa tadzlimuuna walaa tudzlamuun (jangan kau menzalimi, jangan pula mau dizalimi)."
4. Urusan kepemimpinan, kemasyarakatan, dan pemerintahan, "Wasyaawirhum fil amri (bermusyawarahlah dengan mereka dalam tiap perkara)."
5. Urusan utang-piutang, "Walyaktub bainakum kaatibun bil 'adli (catatlah di antara kalian oleh seorang pencatat dengan adil)."
6. Urusan keluarga, pengasuhan, dan pendidikan, "Quu anfusakum wa ahliikum naaro (jagalah dirimu dan keluargamu dari 'neraka')."
7. Urusan pasangan dan rumah tangga, "Hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna (mereka adalah pakaian bagimu, dan kalian adalah pakaian bagi mereka)."
8. Urusan pembelajaran, ilmu-pengetahuan, "Iqro' bismi robbika (bacalah, dengan nama Tuhanmu)."
9. Urusan keberagaman dan toleransi, "Walaa tasubbul ladziina yad'uuna min duunillaah (jangan kalian cela mereka yang menyeru kepada selain Allah)."
10. Urusan kewarasan mental, "Alaa bidzikrillahi tathmainnul quluub (ingat, dengan mengingat-menyebut Allah menjadi tenanglah kalbu)."
11. Dst silakan ditambahi...
Tapi perlu diingat, petunjuk tidak berarti apa-apa jika yang ditunjuki tidak mau segera melangkah ke mana arah yang ditunjuk. Makanya, meskipun Gusti Allah sudah menyediakan guide book begitu canggih, Dia tetap mewanti-wanti;
- Laha maa kasabat, wa 'alaihaa maktasabat (keuntungan baginya dari kebaikan yang ia kerjakan, kerugian atasnya dari keburukan yang ia perbuat)
- Innallaaha laa yughoyyiru maa biqoumin khattaa yughoyyiruu maa bi anfusihim (Sungguh Allah takkan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada dalam diri mereka sendiri)."
Kalibening, 5 Ramadan 1446
9
#BulanQuran (9) DUA IQRO' - Ramadan juga harus disebut sebagai 'Bulan Baca'. Bagaimana tidak? Lha wong ayat pertama yang diwahyukan adalah perintah "Iqro' (bacalah)!", bahkan sampai dua kali.
Meski lima ayat surat 'Alaq ini berstatus sebagai wahyu pertama yang diturunkan, tapi rangkaian ayat ini dalam susunan Quran berposisi di juz terakhir, tepat setelah surat Tin yang membahas konsep insan sebagai 'ahsanu taqwim'.
Terkait rangkaian ini, Imam Biqa'i dalam Nazhmud Durar menyebutkan bahwa Gusti Allah telah memuliakan manusia dengan sebaik-baik bentuk penciptaan (ahsanu taqwim). Tapi manusia juga berpotensi tersungkur sedalam-dalamnya (asfalu safilin), kecuali yang beriman dan beramal saleh. Nah, kunci agar bisa beriman dan beramal saleh, serta terhindar dari potensi tersungkur tersebut ada di surat selanjutnya; IQRO (bacalah)!
Ada keterangan menarik dari Imam Razy dalam tafsir Mafatihul Ghaib-nya. Menurut beliau, dua perintah membaca di lima ayat itu punya makna yang berbeda.
IQRO' PERTAMA: Iqro' bismi robbikalladzi kholaq, kholaqol insaana min 'alaq. Ini adalah perintah membaca bagi diri sendiri, dengan tujuan untuk belajar. Apa yang dipelajari? Tentang ketuhanan dan keagungan ciptaan Tuhan, yakni segala hal yang Allah ciptakan, terutama terkait diri sendiri sebagai makhluk fisikal (min 'alaq) dan spiritual (insan).
IQRO' KEDUA: Iqro' wa robbukal akromulladzi 'allama bil qolam, 'allamal insaana maa lam ya'lam. Ialah perintah membaca bagi orang lain, dengan tujuan untuk mengajar atau berbagi hasil belajar yang telah ia dapatkan.
Jadi, menurut beliau, wahyu pertama ini bukan hanya dorongan bagi kita untuk menggali ilmu (ta'lim), tetapi juga berbagi ilmu (ta'allum). Lebih luas lagi, pesannya jelas; jangan cuma mencari, tapi juga musti berbagi!
Kalibening, 8 Ramadan 1446
10
#BulanQuran (10) - TIGA DIMENSI - Berpuasa menyasar jadi hamba bertakwa. Lalu takwa itu teknis-operasionalnya bagaimana? Standar minimalnya apa? Ternyata sudah dijawab jauh di awal Quran secara praktikal.
Disebutkan di ayat ke-3 surat Baqarah, bahwa Quran jadi petunjuk bagi orang-orang bertakwa, yakni mereka yang;
- YU'MINUNA BIL GHOIBI; percaya kepada perkara gaib,
- WA YUQIIMUUNAS SHOLAATA; mendirikan shalat,
- WA MIMMAA ROZAQNAAHUM YUNFIQUUN; menginfakkan sebagian rejeki yang didapatkan.
Jadi ada tiga dimensi kriteria takwa secara praktis dalam Quran: dimensi spiritual berupa iman, yang diejawantahkan dalam dimensi ritual berupa sholat dan dimensi sosial berupa sedekah. Tiga dimensi ini menjadi ciri utama ketakwaan sekaligus bekal di akhirat.
Tapi saya tidak percaya bahwa beragam peribadatan hanya berbalas pahala di akhirat. Justru saya sangat yakin, bahwa segala jenis peribadatan pasti punya pengaruh juga bagi kehidupan duniawi pelakunya.
(1) Iman dan segala ibadah hati (spiritual), seharusnya berefek menjaga mental tetap waras, sadar asal dan tujuan, pola pikir yang positif dan apresiatif, serta lebih mudah pulih dari gangguan psikis.
(2) Sholat dan ibadah fisik lain (ritual), seharusnya berefek membentuk pribadi yang disiplin, konsisten, sehat, cakap mengelola waktu, dan serba terukur.
(3) Sedekah dan ibadah bendawi lain (sosial), seharusnya berefek memupuk rasa empati, semangat berkreasi-inovasi, etos kolaborasi, kecerdasan kalkulasi, dan jauh dari perilaku korupsi.
Maka aneh sebenarnya, jika kita umat beragama yang beriman serta gemar sholat dan sedekah malah gampang stres, pemalas, amburadul, ringkih, cuek dan korup. Berarti ada yang nggak beres. Ada kabel yang nggak nyambung. Ada komponen yang konslet.
Ya pada akhirnya, standar minimal ketakwaan ini jelas untuk mengukur diri kita sendiri, bukan untuk menghakimi orang lain.
___
Majlis Tadabbur Quran
Pesantren Kilat KBQT
Kalibening, 19 Ramadan 1446
11
#BulanQuran (11) BEKAL MENTAL - Ini adalah ayat Quran yang menginspirasi nama putri pertamaku; Haunan Salama. Ayat 63 surat Furqon ini berisi dua sifat dalam rangkaian "Sembilan Sifat Ibadurrahman (Hamba Tuhan Yang Mahawelas)" yang ada di akhir surat tersebut.
YAMSYUNA 'ALAL ARDHI HAUNA: berjalan di muka bumi dengan penuh kerendahhatian, andhap asor, low profile. Yakni aktif belajar, bekerja, berkarya, bergiat, bermedsos, atau bergaul dimanapun di seantero planet ini dengan tetap sadar diri. Bahwa kita saling membutuhkan satu sama lain, setiap orang punya kelebihan masing-masing untuk saling belajar dan berkolaborasi
Ini adalah bekal mental agar kita tidak angkuh, sombong, ketha-kethe, sok benar dan selainnya salah semua. Juga menjadi rem yang sangat pakem agar kita tidak merundung, menyakiti, menzalimi, dan menyerobot hak orang lain.
WA IDZA KHOTOBAHUMUL JAHILUNA QOLU SALAMA: apabila dirundung, dicaci, dicemooh, bisa menanggapi dengan ungkapan yang mendamaikan dan menyelamatkan. Tidak malah membalas dan memperparah keadaan. Sebab potensi perundungan itu pasti ada, kita tidak bisa mengatur orang lain untuk tidak merundung. Maka, mau atau tidak, kita musti punya bekal mental agar siap saat dirundung senylekit apapun.
Nah, uniknya, ayat itu tidak hanya menganjurkan kita untuk tetap santai, bahkan untuk menanggapi dengan ungkapan damai. Caranya? Ya dengan memaklumi bahwa para perundung itu adalah orang-orang yang tidak tahu (jahilun) tentang diri kita. Persis seperti ungkapan filosofis orang Jawa modern belakangan ini, bahkan banyak dipampang di bokong truk atau kaos-kaos, untuk menanggapi omongan orang yang tidak mengenakkan, yaitu; "Wong liyo ngerti opo (orang lain tahu apa sih)."
Atau pemaknaan lain yang lebih sangar; para perundung tidak tahu bahwa kita jauh lebih buruk dari apa yang mereka rundungkan. Seperti tanggapan Sayyid Ali Zainul Abidin ketika dicaci maki orang. Cicit Nabi Muhammad itu berkata kepada perundungnya
"Wahai Tuan, aku memiliki keburukan lebih banyak dari yang Tuan katakan. Apa yang Tuan tidak ketahui tentang keburukanku lebih banyak dari yang Tuan ketahui. Jika Tuan membutuhkannya, aku akan menceritakan semuanya pada Tuan."
__
Kalibening, 21 Ramadan 1446
12
#BulanQuran (12) BUSANA - Sungguh cantik Gusti Allah mengumpamakan relasi suami istri dalam Quran, ayat 187 surat Baqoroh, yaitu sebagai busana satu sama lain: HUNNA LIBASUL LAKUM WA ANTUM LIBASUL LAHUNNA.
Fungsi busana bagi manusia, dalam tradisi dan budaya apapun-dimanapun, setidaknya ada tiga. Yaitu;
1. MENUTUP bagian tubuh yang dianggap tidak pantas ditampakkan. Pun demikian, suami-istri musti menutup aib atau hal-hal yang memalukan satu sama lain, di hadapan siapa pun.
2. MELINDUNGI dari dingin dan panas, sesuai kondisi cuaca. Pun demikian, suami-istri saling melindungi dari lalai ketika sedang jaya dan dari putus asa ketika sedang papa. Saling menguatkan sesuai cuaca kehidupan.
3. MENGHIASI badan dengan warna yang serasi, potongan yang pas, dan pernak-pernik sepele. Pun demikian, suami-istri saling menghiasi hidup masing-maaing dengan keyakinan yang kokoh, kasih sayang, romantisme, dan guyonan-guyonan tak penting.
Istimewanya lagi, Gusti Allah memosisikan peran sebagai busana di ayat itu secara bergantian. Ada peran kesalingan, kolaborasi, bukan dominasi apalagi represi sepihak.
__
Kalibening, 22 Ramadan 1446
13
#BulanQuran (13) NEGERI IDEAL - Setidaknya ada 3 kriteria suatu negeri disebut ideal dalam Quran. Sebagaimana doa Nabi Ibrahim di ayat 126 surat Baqarah. Yakni;
- ROBBIJ'AL HADZA BALADAN AMINA; Stabil-aman. Penduduknya terjamin keselamatannya, tidak merasa terancam, baik oleh serangan negeri lain maupun oleh pemerintahnya sendiri. Penegakan hukum yang adil dan tegas.
- WARZUQ AHLAHU MINAT-TSAMAROT; Subur-produktif. Penduduknya mampu mengolah sumber daya alamnya, kekayaan tanah-airnya, untuk kemaslahatan seluruh rakyat.
- MAN AMANA MINHUM BILLAHI WAL YAUMIL AKHIR; Waras bermoral. Penduduknya beriman kepada Tuhan dan hari akhir, sehingga tata-kehidupan mereka tidak melampaui batas. Kemajuan dan kemakmuran tidak menggelincirkan gaya hidup mereka. Tidak gila judi, tidak gampang diadu domba.
Semoga Gusti Allah wujudkan negeri kita, Indonesia, dan seluruh kampung kita berada menjadi negeri semacan itu. Yang penduduknya selalu merasa aman, kemakmuran merata, dan damai sentosa.
Bukan sebaliknya; selalu terancam oleh gerak-gerik politisinya, ekonomi timpang yang dikuasai segelintir naga, dan merajalelanya kejahatan oleh sesama sipil maupun aparatnya. Na'udzubillah.
___
Kalibening, 1 Syawal 1446
Selamat Idul Fitri teman-teman.
Taqabbalallahu minna wa minkum.
Mohon maaf lahir batin.
Mugi bungah sedaya.