Kurikulum Hijriyah Untuk Awam

Oleh: @ziatuwel

Istilah 'hijrah' begitu laris akhir-akhir ini. Hijrah tidak sekedar dimaknai sebagai peristiwa historis di masa Rasulullah, tapi lebih kepada peralihan mentalitas dan gaya hidup. Yang dahulu bergelimang maksiat, kini tobat. Yang dahulu berkubang dunia gelap, kini bermandi cahaya ibadat. Yang dahulu tak pedulikan ilmu agama, kini rajin ikut kajian-kajian. Ya bagus sih, tapi kuamati ada hal yang luput dari para pelaku hijrah ini, yakni kewajiban ngaji secara intensif. Padahal semangat beragama musti dilandasi dengan semangat mengaji.

Lalu bagaimana cara ngaji bagi orang yang sudah sibuk dengan profesinya? Tentu mereka tidak sempat lagi mengaji seintensif santri di madrasah atau pesantren. Pilihan paling logis baginya adalah melahap konten-konten agama di berbagai media. Nggak apa-apa, silakan, asalkan masih tetap merujuk kepada ulama atau ustadz otoritatif di pesantren sekitar sebagai muara bertanya dan klarifikasi ilmu. Untuk keperluan mengaji ini, agaknya perlu dibuat semacam jadwal mengaji selama setahun sesuai dengan momen bulan-bulan hijriyah, yakni Kurikulum Hijriyah.

Di Kurikulum Hijriyah, setiap bulan kita mengaji setidaknya 1-2 tema. Yang mana setiap tema dikaji dari sisi sejarahnya, akidahnya, fikihnya, dan akhlaknya. Misal bulan Rajab ngaji perihal shalat, maka dikaji sejarahnya, falsafah tauhidnya, tata cara fikihnya, hingga akhlak dan adabnya.

Tak perlu kebanyakan tema dalam sebulan. Cukup 2 tema saja, sebab Kurikulum Hijriyah diperuntukkan bagi muslim awam yang ingin memahami syariat agama namun sudah sibuk dengan rutinitas studi/kerjanya.

Namun tentu saja ngaji harus digurukan. Artinya, Anda bisa minta penjelasan dari ustadz atau kiai di pesantren sekitar tentang tema-tema dalam Kurikulum Hijriyah tiap bulannya. Berikut ini rekomendasi dari saya mengenai tema-tema dalam Kurikulum Hijriyah tersebut:

MUHARRAM
Bisa dimulai dengan mengaji tema (1) Syahadatain yang dijabarkan dalam Aqaid 50. Dilengkapi mengaji tentang (2) Sirah Nabawiyyah, khususnya tentang semangat Hijrah.

SHAFAR
Mulai mengaji tentang perkara keimanan (imaniyyat); (1) para nabi, kitab suci, para malaikat, takdir. Juga mengaji tentang (2) As-Shaghair wa al-Kabair, yakni jenis-jenis dosa kecil dan dosa besar.

RABIUL AWWAL
Pas bulan maulid, mengaji tentang (1) Syamail Muhammadiyyah, yakni seluk beluk Nabi Muhammad. Ditambah ngaji tentang (2) Tanda-tanda akhir zaman, saat di utusnya Nabi hingga kiamat.

RABIUT TSANI
Selanjutnya mengaji tentang (1) Thaharah atau bersuci dalam konteks fikih, serta (2) Akhlak-akhlak terpuji dalam konteks tasawuf.

JUMADIL AWWAL
Lalu mengaji tentang seluk-beluk (1) Nisaiyyah atau fikih wanita dan seluk beluk (2) Pernikahan dan rumah tangga, baik hukum fikih maupun akhlaknya.

JUMADIT TSANI
Mulai mengaji tentang hukum-hukum muamalah, (1) Tijarah atau perdagangan, transaksi jual beli, juga (2) Mawarits, yakni terkait hukum-hukum pembagian waris.

RAJAB
Di bulan terjadinya Isra Mi'raj ini, kita mengaji tentang (1) Shalat beserta hukum-hukum dan akhlaknya, juga (2) Sirah Nabawiyyah dalam tema Isra' Mi'raj dan hikmahnya.

SYA'BAN
Bulan ini menjadi persiapan memasuki puasa Ramadan, maka kita mengaji tentang (1) Shaum, yakni hukum-hukum dan akhlak berpuasa, juga tentang (2) Zakat fitrah/mal, infaq, sedekah, waqaf.

RAMADAN
Di bulan kepompong bagi kaum muslimin dan perayaan atas turunnya Quran ini, kita khusus mengaji Quran, yakni (1) Ulumul Quran berkaitan dengan tajwid dan mushthalah, serta (2) Tafsir surat-surat pilihan, misalnya tafsir Juz 'Amma, tafsir Yasin, atau tafsir Al-Kahfi.

SYAWAL
Ini adalah bulan silaturrahim pasca lebaran bagi tradisi Nusantara, maka bulan ini merupaka  kesempatan libur ngaji.

DZULQA'DAH
Menjelang bulan haji, maka bulan ini pas jadi momen mengaji seluk-beluk (1) Haji, dan (2) Udhiyah, yakni seluk beluk sembelihan; qurban, aqiqah, nadzar.

DZULHIJJAH
Di akhir tahun, bulan haji yang menjadi momen persatuan umat Islam seluruh dunia, kita perlu mengaji tentang (1) Ikhtilaf, eksistensi perbedaan pendapat dalam Islam, baik itu mazhab akidah, fikih, dan tasawuf. Namun harus juga diimbangi dengan mengaji (2) Hujjah Ahlussunnah Waljama'ah, berupa dalil-dalil qath'i tentang amalan Aswaja.

Kurikulum hijriah ini diperuntukkan bagi muslim awam. Namun bisa juga digunakan santri sebagai jadwal muthalaah kitab agar tertata dan rapi. Juga bisa digunakan pengampu majlis-majlis ta'lim untuk menata agenda pengajiannya selama setahun di samping pembacaan materi kitab yang sudah ada. Kalau untuk taraf pesantren, bisa juga diaplikasikan untuk pesantren jenis vokasional. Demikian, semoga bermanfaat.

_________
Kalibening, 4 November 2018

Post a Comment

Sebelumnya Selanjutnya