MA'RIFATUL MANTHIQ: Pengantar Ngaji Logika Tutur

Ilmu Manthiq atau logika tutur yang dipelajari di pesantren memang tidak berasal dari tradisi keilmuan syariah berbasis wahyu. Apalagi sebagai warisan Kanjeng Nabi. Bukan.


Tapi ilmu ini jadi khazanah penting dari para ulama terdahulu untuk dipelajari santri, sebab termasuk dalam 'tiga gaman' dalam berkomunikasi. Yakni logika, bahasa, dan retorika. Maka ngaji Manthiq bagi santri pemula sepertiku minimal bisa memahami lima hal dasar. Yaitu;

  1. MEMAHAMI KATA (Lafdz). Kemampuan dasar keilmiahan seseorang adalah paham apa yang ia katakan. Maka kemampuan mengupas makna kata serta menuangkan pengetahuan menjadi kata ialah pondasi dalam ber-manthiq.
  2. MEMBUAT PERNYATAAN (Qadhiyah). Setelah menguasai kata, kemampuan selanjutnya adalah merangkai kata-kata menjadi pernyataan yang utuh dan logis.
  3. MENARIK KESIMPULAN (Istidlal). Seusai memahami pernyataan sebagai data-data, ia perlu belajar menarik kesimpulan. Entah dengan metode perbandingan, induksi, maupun deduksi.
  4. MENYUSUN RANGKAIAN LOGIS (Qiyas). Salah satu metode penarikan kesimpulan ialah deduksi. Yakni dengan merangkai data-data yang bersifat khusus, kemudian menarik kesimpulan pada hal yang umum.
  5. MENYAJIKAN ARGUMEN (Hujjah). Penguasaan ber-qiyas bakal mengantarkan pada kemampuan berargumen secara runtut, jelas, dan masuk akal.

Nah, kemampuan berargumen yang logis ini sangat berguna bagi siapapun, sebagai apapun, kapanpun, dimanapun. Lebih dari itu, kecakapan ber-manthiq bisa melindungi akal dari sesat-pikir. Sehingga ia bisa merdeka, kritis, sekaligus tidak gampang dibodohi. Mustinya begitu.


Selama tiga tahun ini, saya diamanati menemani ngaji manthiq kelas tiga aliyah di Pondok Pesantren Madrasah Hidayatul Mubtadiin (PPMHM) Kalibening, Salatiga. Referensi yang kami gunakan ialah kitab nadzam Sullamul Munawraq karya Syaikh Abdurrahman al-Akhdhari, yang dierjemahkan dan dijelaskan oleh Kiai Bisyri Musthofa Rembang.

Sebagai referensi tambahan dan bahan mutholaah, kugunakan kitab Idhohul Mubham Syarhu Sullam karya Syekh Ahmad ad-Damanhuri. Nah, catatan-catatan mutolaah dan coretan-coretan skema dari kitab ini kemudian kurangkum jadi makalah tipis berjudul; Ma'rifatul Manthiq lil Mubtadi'in (Mengenal Manthiq untuk Para Pemula).

Makalah ini berisi empat konten:

  • Empat belas bab pembahasan manthiq yang masing-masing hanya satu halaman. Dinukil dan diringkas dari Idhohul Mubham.
  • Skema mindmap di setiap bab untuk memudahkan penggambaran dan pemahaman.
  • Nadzom Sullamul Munawraq.
  • Syiiran Manthiq dalam bahasa Jawa, semacam ringkasan atas nadzom Sullamul Munawraq.

Makalah tersebut bisa diunduh (PDF) melalui tautan berikut ini: MA'RIFATUL MANTHIQ (Archive)


Semoga bermanfaat. Mohon koreksi bila pembaca menemukan kesalahan, yang tentu saja berasal dari kekurangan saya pribadi. Mohon pula doa dan fatihah, semoga kita mendapat ilmu yang berkah lagi manfaat di dunia dan akhirat.

__

Kalibening, 1 Dzulhijjah 1445 H.

Post a Comment

Sebelumnya Selanjutnya