Minta Kitab Gratis dari Turki (Hakikat Hitabevi)

Awalnya, kulihat paket berwarna coklat teronggok di pojok ruangan kantor pondok. Setelah kulirik, pengirimnya dari Turki! Walah. Kulihat alamat pengirimnya dari Istanbul, tapi tak jelas dari siapa. Hanya ada tulisan HAKIKAT KITABEVI dan beberapa kata yang sepertinya alamat pos si pengirim.

Kata Pak Lurah, Ustadz As'ad, paketan dari alamat itu sering banget didapat santri Krapyak, sebulan bisa dua sampai tiga kali. Kata beliau, isinya buku gratis dari penerbit di Turki. Tak panjang kalam, akupun menelusur di Google tentang Hakikat Kitabevi. Kudapati sebuah situs penerbit buku-buku agama Islam Ahlussunnah wal Jama'ah dari Turki. Selain mencetak buku yang kemudian dijual, penerbit ini juga menyediakan buku-buku gratis dan siap mengirimkannya bagi siapapun di manapun.

Cara Minta Buku

Banyak judul buku yang ditawarkan. Aku coba survey dulu situs resmi mereka, hakikatkitabevi.com, untuk melihat buku apa saja yang tersedia. Ternyata mereka menerbitkan buku-buku turats Sunni dalam berbagai bahasa; Arab, Inggris, Turki, Urdu, Ibrani, Perancis, Spanyol, Belanda, China, Persia, Rusia. Tapi tak ada bahasa Melayu, apalagi Bahasa Indonesia di rak buku mereka. Sayang sekali.

Dan cara mengajukan permintaan bukupun tak susah, tinggal kirim surat elektronik (e-mail) dengan identitas dan alamat lengkap ke info@hakikatkitabevi.com, lalu tunggu sekira lima sampai enam pekan. Maka kukirim surel ke alamat penerbit itu, tepatnya pada 25 Februari, dengan mendata beberapa kitab berbahasa Arab dan Inggris yang kuharapkan.

Saat itu buku yang kuajukan untuk dikirim ada delapan judul, yakni; Al-Munqidz min ad-Dhalal, Fitnatu al-Wahhabiyya, Al-Fiqh 'ala Madzahibi al-Arba'ah, Hujjatu Allah 'ala al-'Alamin, An-Ni'matu al-Kubra, Kitabu as-Shalat, Al-Islam wa Sairi al-Adyan, dan Confession by A British Spy. Memang bukan buku-buku besar yang ditawarkan gratis oleh pihak penerbit, tapi cukup ampuh untuk syiar dakwah alias propaganda. Ini rupa surel yang kukirimkan;


Lama tak ada respon, hampir dua bulan. Lagipula aku tak begitu berharap, lha wong gratisan kok. Baru pada 12 April, ada pengurus kantor kirim pesan; "Ada paketan buatmu Kang, dari Turki." Aha!

Kubuka -tentu saja- dengan suka cita. Dari delapan judul yang kuajukan, tidak satupun yang dikirim. Tapi tak mengapa, lha wong gratisan kok. Di dalam paket itu ada sembilan buku berbahasa Inggris dan berhologram yang tak kalah menarik, yakni; empat jilid buku Endless Bliss (Sa'adatu al-Abadiyyah), Sahaba The Blessed, The Sunni Path, Belief and Islam, Islam and Christianity, dan Could Not Answer. Semuanya tulisan dan terjemahan karya Husein Hilmi Isyik (w. 2001).

Tak berhenti di situ, pada medio Mei, ada paketan lagi datang dari Istanbul buatku. Kukira buku-buku yang sama, namun setelah kubuka ternyata beda. Ada 10 buku baru, yang kesemuanya juga tulisan Husein Hilmi Isyk; dua jilid Endless Bliss, Miftahul Janna, The Rising and The Hereafter, Islams Reformer, Documents of The Right Word, Confession of a British Spy, Advice for The Muslim, Ethics of Islam, dan Answer to The Enemy of Islam.

Alhamdulillaah :)

Siapa Husein Hilmi Isyk?

Beliau ini adalah sosok yang sangat produktif menulis, sebagaimana lazimnya ulama di Turki. Biografi tentangnya terpampang cukup komplit di situs resmi yang didedikasikan oleh murid-muridnya, www.huseyinhilmiisik.com. Ada satu fragmen kisah menarik yang tertulis di sana, mungkin kisah ini bisa menggambarkan kepada kita alasan mengapa tokoh ini gemar bagi-bagi buku karyanya secara gratis.

Suatu hari di Masjid Bayazid, Husein muda nimbrung kerumunan orang di salah satu sudut masjid. Mereka sedang menyimak pengajian seorang ulama sepuh yang Husein belum kenal. Tema yang dibahas cukup menarik hati Husein, yakni tentang adab berziarah ke makam para kekasih Allah. Ulama tersebut menerangkan dengan apik dan simpatik sambil membacakan materi itu dari sebuah buku.

Saat menyimak pengajian di tengah kerumunan itu, Husein bergumam dalam hati, "Kalau seseorang betul-betul ikhlas, mencintai Allah, semestinya ia membagikan buku-buku agama secara gratis."

Ketika masuk waktu shalat, orang-orang mulai bubar untuk berjamaah. Ulama sepuh itu mendekati Husein sambil berkata, "Ini hadiahku untuk seorang ulama muda, demi kerelaan Allah," katanya sembari memberikan buku itu. Husein tercenung, belum sempat mengucapkan sepatah kata pun dan shalat jamaah telah dimulai.

Seusai shalat, ia lihat buku itu, di sampulnya tertulis judul 'Rabithah Syarifah' dengan nama penulis 'Abdulhakim'. Seorang jamaah di sampingnya menjelaskan bahwa ulama sepuh itu ialah Sayyid Abdulhakim Effendi al-Arvasi, mursyid Tarekat Naqsyabandiyyah dan khatib Masjid Ayyubiyyah. Dari sinilah dimulainya kisah tarbiyah seorang Husein, hingga nantinya ia menerima ijazah keilmuan secara lengkap dari gurunya, Sayyid Ahmad Nayyir al-Makki al-Husaini al-Arwasi bin Sayyid Abdulhakim Effendi al-Arwasi.

Ila hadhrati Syaikh Husein Hilmi Isyk bin Said al-Istanbuli, al-Fatihah.

Krapyak, 22 Mei 2016

5 Comments

  1. Info yg menarik ini, kalau ada info spt ini lh dshare geh gus...suwun

    ReplyDelete
  2. Terimakasihh iinfonya.. Penalaman yg luar bbiasa.

    ReplyDelete
  3. ana juga dapet kiriman buku dari temen ana orang turki,,liat penerbitnya sama dari hakikat kitabevi :D

    ReplyDelete
  4. Maaf cara mintanya bagaimana

    ReplyDelete
Sebelumnya Selanjutnya